Guru, aku rajin berdoa.
Kuikuti pula semua akidah agama.
Katakan, apa lagi yang harus kulakukan
Untuk memperoleh tempat yang layak di surga?
Semuanya itu tidak cukup, sahabat.
Belum cukup, bila kau ingin masuk surga.
Belum cukup, Guru?
Walau perjalanan suci pun telah kulakukan,
Bukan sekali dua kali, namun berulang kali?
Sia-siakah segala apa yang kulakukan selama ini?
Tidak sia-sia,
Namun bila surga yang kau inginkan,
Semua itu tidak cukup.
Belum cukup.
Aku juga sering beramal saleh,
Memberi sedekah kepada fakir miskin.
Tetap saja tidak cukup.
Belum cukup.
Lalu, apa yang harus kulakukan?
Apa yang dapat memastikan surga bagiku?
Kematianmu
Itu syarat mutlak.
Matilah terlebih dahulu,
Sehingga pintu surga terbuka bagimu.
Itulah satu-satunya jaminan,
Bila surga yang kau inginkan.
Selama kau masih hidup,
Pintu surga tetap rapat tertutup.
Sebuah dialog yang mencerahkan dari sorang Guru sejati (bukan guru jadi-jadian) dengan seorang Murid sejati (bukan murid jadi-jadian). Dialog tentang keinginan seorang anak manusia untuk mencapai surga dan solusi dari seorang Guru. Sebuah situasi yang familiar bukan? 😉
Seharusnya sih memang familiar, sebab toh minimal kita juga mempunyai keinginan untuk ke surga tersebut. Terlepas dari apapun gambaran surga yang ada di pikiran kita. Dan mau sadar atau tidak, ketika keinginan kita untuk menggapai surga itu tercetus di diri , kemungkinan itu di sebabkan bahwa kita saat ini memang sedang berada di neraka. Ya, kita sedang di neraka , oleh karena itu kita ingin keluar dari neraka tersebut , dan menggapai surga. Sesederhana itu ternyata apa itu surga dan apa itu neraka. Dan semoga dialog antara Guru dan Murid sejati tersebutpun menjadi dialog kita.
Nah, ternyata walau makna surga dan neraka sepertinya sesederhana itu, tapi untuk keluar dari neraka dan menggapai surga ternyata sangat sulit. Dapat dilihat dalam kutipan dialog di atas, bahwa ternyata apa yang dilakukan berdasarkan tuntunan agama itu, tidak cukup, belum cukup. Untuk meraih surga itu , kita harus mati terlebih dahulu. Eh… tapi pendapat para ahli agama itu juga begitu bukan? Bahwa surga dengan bidadarinya yang sangat menggiurkan itu, serta neraka dengan siksaan tak berprikemanusiaan itu, akan di alami setelah mati.
Tafi sodara-sodara, afa memang benar begitu?
Ah, ternyata bukan begitu, sebab mati yang di maksud sang Guru di dialog ini, bukan mati seperti maksud para ahli agama itu, atau mati menurut kita. Mati yang di maksud di sini adalah sebagai perlambang dari sebuah awal hidup baru. Sebuah perubahan yang sangat mendasar, sebuah revolusi diri. Ya, kematian sebagai pemicu lahirnya manusia seutuhnya. Mati dalam dialog ini berarti melepas yang lama dan menyongsong yang baru . Atau dalam bahasa gaulnya mengalami kiamat terlebih dahulu, seperti dalam tulisan saya mengenai mengenal Tuhan. Dan terus-terang saja bahwa hal tersebut sangat berat untuk dilakukan, sebab kecenderungan manusia itu berusaha mempertahankan yang lama. Apalagi konsep-konsep yang telah di jejali dari kita lahir hingga sekarang ini. Tentu secara naluri akan berusaha di pertahankan mati-matian, dan dengan begitu maka kematian yang menjadi satu-satunya syarat menggapai surga akan terlewat begitu saja, tanpa pernah dialami. Dan surga tetap hanya menjadi keinginan, dan nerakalah kenyataan. Sungguh manusia manusia yang merugi.
*scroll up*
*scroll down*
Sepertinya tetap belum ada pengertian tegas apa itu surga dan apa itu neraka di tulisan saya, kecuali bahwa surga itu di luar neraka, dan neraka itu di luar surga. Tapi ya sudahlah, pake aja pengertian surga masing-masing. Dah sama-sama sadar ini toh, kalo surga itu memang enak tenan, dan neraka itu jahanam tenan. 😛
Pelaporan :Dialog diambil dari buku 5 Steps to Awareness by Anand Krishna
Tangan kanan saya ada neraka, dan tangan kiri saya ada surga.. Silahkan pilih, dipilih, dipilih.. Yg jauh mendekat, yg dekat merapat.. Dipilih, dipilih..
*Dajjal mode: ON*
jika surga dan neraka tak pernah ada. .. . .(nyanyi lagunya chrisye alm)
i’tiraf :
aku ingin masuk surga , tapi tak pantas.
aku ingin masuk neraka , tapi aku tak sanggup.
jadi kemana ?
@qzink666
Lah, di obral gitu. *mencurigakan*
@bachtiar
Wah, susah juga ya? *garuk garuk kepala*
jadi harus mati dulu ya ? 😕 *masih bingung*
tapi saya tetep ingin masuk surga..
😆
@Zazi
Bagus itu zi, bingung berarti tanda tanda orang berpikir. Pertahankan kebingungannya. gyahahaha….
@morishige
Surga yang mana? 😆
yang itu, lho…
*sambil nunjuk2 ke atas..
:lol2:
Oh, yang itu toh.
*ngelirik ke atas *
Lho, tempat yang enak bukan yang itu kok…
Tapi yang ini nih…
*ngelirik kebawah, agak keatasan dikit*
*petunjuk dari ahli neraka*
😆
@mas dana…
Surga & neraka… sudah banyak orang yang ngomongin. Tapi ada satu tempat lagi yang berada diantara keduanya… tempat yang tinggi / al-a’raaf.
abah belum pernah denger bahasannya…
sok atuh segera digelar…
salam
Very deep….Dalem banget, Mas.
Akhinya ada yang mengerti kedalamannya *terharu*
Eh, link blognya mana nih pak?
@abah dedhot
Justru tempat itulah yang saya sebut surga bah, kalo yang lain lain semua neraka. 😀
@sofwan {kalipaksi}
Akhinya ada yang mengerti kedalamannya *terharu*
Eh, link blognya mana nih pak?
saya kok lebih demen surga dunia itu ya…???
*nyari temen ke utara malioboro*
kalo di surga itu, bikin hidup lebih hidup… sementara surga satunya harus mati dulu, itu pun belum tentu bisa masuk….
Tenang ya akhi, kalo matinya benar di jamin masuk surga.
mas dana, mati yang bener yang bijimaneh tuh?? mau tau dungs.. 😛
mati yang bener ya bener bener mati. 😆
Ya…ada apa kok cari2 saya, saya dari kemaren jongkok disini kok
sori aku komen di post lama … kebetulan ke sini lewat blog post lain yang nge-link ke sini ^^;
beramal kepada fakir miskin … menurutku hal ini perlu dibenahi. apa dengan beramal kepada fakir miskin saja, sudah bisa membuat hidup fakir miskin itu lebih mudah? iya memang, ia jadi punya biaya untuk makan hari ini. tapi besok, bagaimana? mau mengharap sedekah dari dermawan lagi? wah, ketergantungan dong. taraf hidupnya kapan naiknya.
setelah hampir 30 tahun pengembaraan mencari dan belajar dari tokoh-tokoh agama untuk mencari apa dan dimana surga,neraka,setan dan tuhan. akhirnya saya cenderung setuju dengan pendapat :
‘SURGA DAN NERAKA, BAIK DAN BURUK, TUHAN DAN SETAN, DAN SEMUA PRO DAN KONTRA, POSITIF DAN NEGATIF SEMUA ITU BERADA DI DALAM JIWA KITA. TERGANTUNG BAGAIMANA KITA BISA MENGOLAH PERASAAN JIWA KITA,UNTUK SELALU TETAP PADA HAL-HAL YANG BAIK’
ini memang susah diterima, karena selama hidup kita ini sudah dijejali doktrin2 yang sangat gampang. yang intinya apapun jua selalu berawal atau sebabnya selalu diluar diri kita.
selalu cari kambing hitam, karena memang gampaaaaaaang bgt untuk melakukannya. betuuuuul?
@pencari tuhan
Setuju Bro/Pren,
Bagaimana mau melihat sumber cahaya, kalau yang dilihat bayangannya. Logikanya belakangi dulu bayangan itu baru kamu akan melihat sumber cahaya yang kamu cari-cari. Artinya…Kenali dirimu, baru kamu akan mengenal Tuhanmu.
@Dana
“Kematianmu
Itu syarat mutlak.
Matilah terlebih dahulu,
Sehingga pintu surga terbuka bagimu”
Mati sakjroning urip.
masuk akalkah manusia yang sdh mati tanpa jasad masih bisa merasakan kenikmatan2 yang ada di surga ?
assalamualaikum….
Wahai semua orang yang membaca Blog ini,
yang tidak membaca … tidak wahai !
saya mendengar tuhan berbisik ke malaikat lain, kenapa tuhan berbisik bisik? karena tuhan maha berbisik !
bahwasanya, janganlah kalian salah dan mau dipersalahkan oleh orang orang yang ilmu pengetahuannya hanya seujung kuku itu, sehingga kalian bingung dengan istilah Sorga, Surga, sawarga atau heaven atawa nirwana atawa apa saja.
Tapi ingatlah ! kami para malaikat bersepakat bahwa Surga adalah tempatnya kebahagiaan, dan Neraka tempatnya Kesengsaraan ! itu saja.
katanya manusia pada ingin masuk surga, tapi lebih banyak menyiksa diri dengan aturan yang dibuatnya sendiri atau dibuatkan oleh orang lain, mana beda bahasa lagi!
begini Mala coba kasih contoh yah ,
SurGa = KaSur leGa, SorGa = yang disoSor bikin leGa, atawa Sawarga = Sawaregna !
dan tempat yang paling indah itu adalah Sawarga Maniloka [kata wayang mah] = sawarganya itu tuh … `mani` loka[air]
Iqra! Iqra ! Iqra! , baca lah alam ini dengan bahasa yang kamu mengerti, maka senua nya akan sampai kemeja saya untuk disampaikan ke Tuhan kalian baik itu si Alloh, si Allah, si Jessus, Si Bapa, Si Sanghyang, Si Budha, Si Mateo, Si gusti, Si Pangeran … itu tugas kalian untuk bingung !
asal kita tetep takwa n nurut perintah allah isyaalah kita dapat surga n semoga kita semua yang ada disini masuk surga AMIN
setelah capek mencari kesana keisni, maka akhirnya kita kembali belajar pada diri kita sendiri…………………….
I usually do not leave many remarks, however i did some searching and wound up here Surga
dan Neraka | Sebuah Perjalanan. And I do have 2 questions for you if you do not mind.
Is it simply me or does it seem like a few of these remarks come across like left by brain dead
individuals? 😛 And, if you are writing on other social sites, I would like to follow everything new you
have to post. Would you make a list of every one of your communal
sites like your twitter feed, Facebook page or linkedin profile?