anak-anak kecil kulihat mereka
tertawa lepas memandang jalan
melawan merampas menumpas resahku
beban sepanjang jalan hidup hancurkan jiwa
entah apa lagi harus kulakukan
tuk bertahan hidup
kisah-kisah di jalan yang aku lalui
anak-anak kecil kulihat mereka
tertawa lepas memandang jalan
melawan merampas menumpas resahku
beban sepanjang jalan hidup hancurkan jiwa
entah apa lagi harus kulakukan
tuk bertahan hidup
Kali ini saya ingin menulis tentang ke Tuhan an Yesus. Sebenarnya saya berpikir 1000 kali (*berlebihan mode on* ) untuk menuliskan hal ini di blog, sebab mungkin saya akan di anggap menyerang salah satu agama. Tapi setelah membaca tulisan bang fertob ini , yah saya beranikan diri untuk menuangkan pemikiran (pemahaman) saya mengenai ke Tuhan an Yesus. Dengan harapan dapat memicu kita agar lebih terpacu untuk berpikir, dan tidak hanya menerima karena memang katanya begitu. 😉
di saat ini
ingin ku terlena lagi
terbang tinggi di awan
tinggalkan bumi
di sini
Apakah anda sudah mengenal Tuhan atau hanya merasa mengenalNya?
Sebuah pertanyaan yang sering menghantui saya dan yang ingin saya tanyakan kepada orang yang berani menyatakan kalo agama (paham) nyalah yang paling benar. Seperti beberapa tanggapan di tulisan saya yang ini , atau yang tadinya berdebat di sini , atau debat agama beneran ini.
hakikat suara akan kau temukan
ketika telinga tertutup,
hakikat cahaya akan kau temukan
ketika mata tertutup,sebab selama ini
yang kau dengar hanyalah perwujudan suara
dan yang kau lihat hanyalah pantulan cahaya.
Di tulisan kali ini saya ingin membahahas tentang dua agama semitik, yang sebenarnya masih sodara kandung. Namun sayang seribu sayang karena para penganut ke dua agama ini sama-sama mengklaim mereka yang paling benar. Sehingga merasa sah-sah aja untuk memerangi satu sama lain, wong sama-sama merasa membela
Tuhan yang benar.Dan ternyata masing-masing punya justifikasi dari Kitab Suci yang mereka percaya, yang isinya :
semburat merah ufuk senja
terekam di ujung cakrawala
menyapa hati yang berbunga
menikmati anugrah terindah
Dari sudut pandang lain
Kali ini saya ingin menulis tentang kisah Adam dan Hawa dari sudut pandang yang saya pahami. Jadi Tulisan ini hanya subjektif dari sudut pandang saya yang kebetulan telah di cekokin ajaran mistik dari berbagai agama.
Saat kututup pintu
hawa melebur di kekosongan
sang adampun sendiri
dalam pemaknaan keterpurukan Indonesia
Sebagaimana kita ketahui bersama kalo saat ini Indonesia kok sangat susah keluar dari keterpurukan. Tak lain dan tak bukan hal itu disebabkan oleh sikap mental kita yang saat ini sangat hancur sekali. Di mana korupsi dianggap hal lumrah, pelanggaran hukum di anggap kecerdikan, padahal katanya masyarakat kita adalah orang yg beragama. Seharusnya sikap-sikap yang bertentangan dengan nilai agama, seperti korupsi, pelanggaran hukum dll sudah sangat minim ( kalo tidak mungkin hilang ), tapi nyatanya kok malah makin menjadi.
Komentar pada Perjalananku