Serat Gatolotjo

Telah kubaca sebuah syair kehidupan
Dari seorang pujangga yang di hujat.

Kisah tentang seorang gila tanpa keraguan
Menaklukkan pemikir pemikir yang tidak bisa berpikir
Selain mengutip ayat-ayat yang tidak dimaknai
Tanpa esensi, berusaha membantah nyinyiran si gila
Dibakar amarah yang di tertawakan.

Si gila tanpa ampun memutus tali semangat
Para manusia yang terpasangkan gelar kyiai
Lalu hilang tanpa jejak, sirna di telan rasa malu
Tinggallah si gila, menyebarkan kegilaan tanpa hijab
Di mana terkandung makna yang menghidupi.

Kebahagiaan murid dan istri 
terpadu menghias hidup si gila.

 

 

Disclaimer :

Puisi ini merupakan semacam rangkuman yang saya pahami dari cerita yang tertulis di serat Gatolojo. Maka tokoh Kyiainya pun representasi pemuka agama dalam cerita serat tersebut. Dan semoga saja Kyiai yang tidak bisa berpikir itu hanya ada di serat dan bukan di dunia nyata. :mrgreen:

55 Tanggapan to “Serat Gatolotjo”


  1. 1 deKing Oktober 30, 2007 pukul 4:59 am

    Dan semoga saja Kyiai yang tidak bisa berpikir itu hanya ada di serat dan bukan di dunia nyata

    Amien… *sementara membantu doa saja dulu*

  2. 2 mbelgedez Oktober 30, 2007 pukul 7:40 am

    Heh…heh…heh….

    Podioem 2 yak…???

    Btw, serat Gatholotjo berat oentoek diikoeti tanpa pondasi agama njang koewat…..

    Soedah batja Serat Tjentini ??? Jugak Dharmo Gandhoel ???
    Doeloe ada toko nja njang menjoewal boekoe itoe di deket Mataram Theatre, Ngajogjakarta Hadiningrat.

    😆

  3. 3 sigid Oktober 30, 2007 pukul 8:57 am

    Iya mas, request Serat Centini dong :mrgreen:

  4. 4 caplang™ Oktober 30, 2007 pukul 9:17 am

    belom sempet baca!
    😛

  5. 5 qzink666 Oktober 30, 2007 pukul 10:51 am

    Ati2 lho, boss.. Serat Gatolotjo itu menurut kyai Sadrun-nya Emha Ainun Nadjib, merupakan bacaannya orang frustrasi.. 😛
    mending bahas kamasutra versi jawa (serat centini) aja..

  6. 6 celotehsaya Oktober 30, 2007 pukul 11:33 am

    halah…begitoe masoek blogg penoeh fathwa bid’ah teroes ik mbatja toelisan ini kok rasanja hawanja rada pemboenoehan ja….

    antara pingin misoeh-misoeh dan hati jang adem

  7. 7 'K, Oktober 30, 2007 pukul 1:24 pm

    beli dimana sih serat2 bginian?
    jd pengen baca

  8. 8 caplang™ Oktober 30, 2007 pukul 2:16 pm

    @atas
    kamu beloum cukup umur!!
    😛

  9. 9 danalingga Oktober 30, 2007 pukul 7:29 pm

    @deKing

    amin, pak… amin. :mrgreen:

    @mbelgedez

    Endak bahaya sih sebenarnya asal berkepala dingin aja. Anggap serat ini sebuah kritikan, beres dan dan berbahaya. 😀

    Btw, saya baru baca serat ini, dan serat yang lain belon nemu nih.

    @sigid

    Belon dapet euy.

    @caplang™

    makanya baca dunk. 😛

    @qzink666

    Ah endak juga kok bro, ini hanya bacaan untuk mengisi waktu luang. Yah tapi kalo dah berprasangka sih, bisa jadi bacaan ini menyakitkan hati. 😀

    @celotehsaya

    Wah, kalo ati saya adem kok. 😛

    @’K,

    Di gramedia bro. 😀

    @caplang™

    nggak afa afa bro, biar dia cepet gede. 😆

  10. 10 almascatie Oktober 30, 2007 pukul 9:17 pm

    Kisah tentang seorang gila tanpa keraguan
    Menaklukkan pemikir pemikir yang tidak bisa berpikir
    Selain mengutip ayat-ayat yang tidak dimaknai
    Tanpa esensi, berusaha membantah nyinyiran si gila
    Dibakar amarah yang di tertawakan.

    sayah pengen jadi orang gila aja
    😆

  11. 11 extremusmilitis Oktober 30, 2007 pukul 10:33 pm

    dana, apakah ini sebuah sindiran mutlak terhadap fenomena yang sedang terjadi, saat ini? yang beranjak dari ke-aku-an menjadi sebuah pengakuan egosentris mereka-mereka yang ber-bijak-bijak ria, di-atas ke-dungu-an mereka?

    keren dan, keren 😉

  12. 12 hoek Oktober 31, 2007 pukul 1:09 am

    emang serat itu afa mas dana? ko saia ndak muden? emang serat centini itu kek kamasutra? wah, terus kalo serat gatolotjo ini soal kyai? lha…serat itu ofo tho?

  13. 13 celotehsaya Oktober 31, 2007 pukul 1:17 am

    *sepertinya hoek akan berburu serat centini*

    ngomong-ngomong serat centini itu apa sih…???

    kapan direview…???

  14. 14 Klikiri Oktober 31, 2007 pukul 11:17 am

    halah.. serat centini sama serat gatoloco aja kok gak ngerti..
    gayanya aja sok internetan.. ngomongin serat gak ngerti..
    ya ini wong ndeso kl baru 2 hari di kota..
    ayo pep.. jelasin pep..
    *bacanya pake versi tukul..*

  15. 15 Sayap KU Oktober 31, 2007 pukul 2:04 pm

    Ade gak ngerti arti postingan di atas mas, nanti jelasin private yah.

    -Ade-

  16. 16 kurtubi Oktober 31, 2007 pukul 7:30 pm

    waaah kyainya siapa nih…

  17. 17 danalingga Oktober 31, 2007 pukul 8:07 pm

    @almascatie

    Selamat, anda telah dapat pencerahan dari puisi ini. 😆

    @extremusmilitis

    Eh, emangnya saat ini ada fonamena begitu ya? Jika ada berarti penulis serat ini bisa melihat masa yang jauh ke depan. :mrgreen:

    @hoek

    serat itu setahuku sebuah karya sastra jawa jaman dulu.

    @celotehsaya

    Saya juga lagi nyari serat centini, sepertinya isinya dahsyat juga tuh. 😀

    @Klikiri

    *mendengarkan penjelasan pepi*

    @Sayap KU

    Biar mengerti sepenuhnya sih harus baca seratnya dulu, soalnya ini hanya rangkuman aja. 😀

    @kurtubi

    Kyai di serat kok pak, bukan di dunia nyata. 😀

  18. 18 dwihandyn Oktober 31, 2007 pukul 9:02 pm

    Ga ngerti aku Om….
    yg aku ngerti cuma serat pada makanan…. 🙂

  19. 19 Hanna Oktober 31, 2007 pukul 9:23 pm

    Serat apa tu, mas Dana?

  20. 20 alex November 1, 2007 pukul 2:50 pm

    Bro, dari dulu pengen ngoleksi itu kumpulan serat-serat jaman begitu, dapatnya darimana?

    *ngiler*

    Soalnya, bagi aku itu ya masuknya masih sastra juga kan? Lha… nyari tulisannya Hamzah Fanshuri saja udah cukup susah…

  21. 21 ordinary November 1, 2007 pukul 2:53 pm

    sebuah kegilaan, sehebat apapun,dengan menggunakan ke-aku-an (koq jadi ingat blog sapa gituh, kekekekek) takkan memiliki efek apapun dalam ranah qalbu.
    tapi *garuk-garuk jempol* menggunakan qalbu atau setidaknya menyertakanna dalam alur logika, tak segampang yang dikatakan para Salik
    *pulang…*

  22. 22 danalingga November 1, 2007 pukul 3:16 pm

    @dwihandyn

    nggak apa apa. 😀

    @Hanna

    Serat tulisan mbak. 😀

    @alex

    Iya emang susah, serat ini juga di terbitkan mungkin karena memang kontroversial. Sehingga diharapkan akan laris manis kayak kacang goreng. Nah serat-serat yang nggak sekontroversial ini sepertinya susah nemunya di gramedia.

    Oh iya, saya juga berminat tuh menyelami pemikiran hamzah fansuri, sayang belon nemu nemu nih. 😦

    @ordinary

    Ke aku an afa ke Aku an nih? 😆

    Btw, jempolnya mang kenapa sih? Kok di garuk muluw. 😛

  23. 23 Kang Kombor November 1, 2007 pukul 4:18 pm

    Kyai itu lebih asor dari kyai talkeh enggak?

    talkeh = nguntal okeh.
    Kyai talkeh = kyai komersil.

  24. 24 zal November 1, 2007 pukul 5:59 pm

    ::dan, ada serat lainnya ya…,bah yang kufikirna suma ada serat oftikh… 😆

  25. 25 zal November 1, 2007 pukul 6:19 pm

    ::may, jangan pulang dulu…

    “tapi *garuk-garuk jempol* menggunakan qalbu atau setidaknya menyertakanna dalam alur logika, tak segampang yang dikatakan para Salik,

    orang gila itu sudah ada dipucuk pohon…, jadi tangannya bisa menari seenaknya, bukan yang sedang manjat…
    sekarang udah boleh pulang… 😆

  26. 26 baliazura November 2, 2007 pukul 2:49 pm

    sepertinya tingkat tertinggi dari dunia bathin adalah ‘kegilaan’
    dimana sigila tidak perlu banyak mempermasalahkan hal-hal kecil dalam kehidupan,seperti pendapatnya tentang dirinya,manusia,alam dan Tuhan.
    sigila hanya menikmati cahaya Tuhan tanpa peduli cahaya itu memantul ataukah sekedar remang-remang

    anyway busway waterway,
    klo saya masih penasaran sama serat centhini versi komplit
    klo punya e-book nya bagi-bagi donk

  27. 27 danalingga November 2, 2007 pukul 6:16 pm

    @Kang Kombor

    kira kira mungkin sebangun tuh. 😀

    @zal

    Banyak sih serat serat betebaran, tafi sayangnya saya ndak punya.

    @baliazura

    Yah mungkin. Gila bagi orang awam, sebab tindakannya yang tidak di mengerti.

    Saya juga lagi nyari surat centininya.

  28. 28 zal November 4, 2007 pukul 12:09 pm

    ::katanya gibran, jadilah pasangan namun jangan minum dari gelas yang sama, dan jangan makan dari piring yang sama, bukankah cemara dan jati berdiri tegak tanpa menaungi satu dengan yang lainnya…

  29. 30 zal November 5, 2007 pukul 8:15 pm

    ::ini yang aku ceritakan pada tulisan dana pada judul “nabi menangis” tgl 20 sept 2007, sebelum pristiwa itu aku sama sekali belum tahu dengannya, dan setelah itu aku mengenali gambarnya pada buku berjudul “sang nabi” karya kahlil gibran, dan kutilik gambar pada bukunya yg lain tidak ada yg serupa dengan gambar pada buku itu…

  30. 31 mbelgedez November 10, 2007 pukul 7:52 am

    @Baliazura & Danalingga

    Aku pernah beli versi Translate asli dari bahasa jawa, Serat Centhini. Kalok ndak salah 8 jilid. Masing-masing buku/ jilid setebal kira-kira 1 cm. Sampulnya warna biru. Dulu sayah beli disebuah toko buku tua dekat Mataram Theatre, Jogja.

    Coba seputaran tempat itu diobok-obok lagi, barangkali mingsih ada. Maklum, buku agak antik….

  31. 32 danalingga November 10, 2007 pukul 12:30 pm

    Ok, makasih atas infonya mbel. 😀

  32. 33 doddy Februari 28, 2008 pukul 9:56 am

    serat gatoloco itu pa isinya serat gatot ngloco tho????????????????????????????????????????????????????

  33. 34 budy Maret 15, 2008 pukul 2:29 am

    buku gatolotjo nya bisa di beli dimana yah? yang saya tahu berbahsa jawa. yang berbahasa indonesianya ada ga yah? kalo ada cari kemana yah?

  34. 35 Lanang Maret 19, 2008 pukul 9:11 am

    sebelumnya terus terang saya belum pernah membaca buku ASLI dari serat gatoloco.
    Menurut saya serat semacam gatoloco, kemudian dharmoghandul sangat dipengaruhi mistisme jawa pra islam. -mungkin ditulis pd masa peralihan kali yee. Karena Isinya kritikan, untuk tidak menyebut sebagai celaan. Yang bagi saya aneh adalah penafsiran penulis terhadap Islam yang cukup jauh dari pemahaman umum, sekalipun dalam dunia tasawuf yang cenderung panteisme. Menurut saya penulis kurang begitu mengerti tentang Islam -paling tidak Islam menurut saya-. sebagai contoh mekah diartikan sebagai ‘mekakah’ yang dlm bahasa jawa artinya ngangkang.

    Menurut saya serat tersebut lebih tepat jika dimakanai dalam kerangka berpikir ‘kritik sosial’ saja daripada ajaran yang ada didalam serat itu sendiri. Atau mungkin serat tersebut hanya merapakn perjalanan batin atau intuisi penulis serat saja. mungkin semacam suluk gt,..

    maaf, bukan bermaksud menyalahkan. Hanya sebuah sudut pandang lain dari masalah ini. tanks bro! puisinya bagus, cukup mewakili.

  35. 36 tomy April 17, 2008 pukul 8:59 am

    hasil bumi melimpah ruah

    aku puas mengais sampah
    yang enak dan yang nikmat kuberikan untukmu sobat
    geli aku tertawa melihat banyaknya orang gila
    kesetanan dikejar waktu
    jalani hidup bagai ikan mendatangi bubu
    andai mereka mau melihat indahnya mawar saat bunga mengembang
    atau seekor burung ternyata memiliki banyak kicauan?
    embun berkilauan bunga memamerkan kemewahan
    aku puas hanya bertelanjang
    yang baru dan yang indah kuberikan untukmu sobat
    karena aku buang hajat gunung tinggi menjulang
    karena aku kencing sungai-sungai mengalir
    bangga dengan lantang aku pekikkan

    “MERDEKA!!!!”

  36. 37 godamn Mei 29, 2008 pukul 11:02 pm

    Anak nakal tuh mungkin emang perlu yah…. buat ngingetin kita. tapi kalo yang bodo jadi ngikutin yang nakal gimana kang? paling nggak meski kita bodo yah… gak ngerusak taman orang lah… jangan-jangan nanti taman yang bersih disangka bagus lagi… karena gak pernah lihat yang bersih. tapi gak tau juga yah…

  37. 38 jaka Juli 25, 2008 pukul 5:12 pm

    @ lanang: Gatholoco dan Dharmogandhul memang suluk (mistisisme Jawa-Islam). Isinya penuh perumpamaan. Coba baca ini juga:

    http://chafidibnuabdillah.blogspot.com/2008/04/analisis-suluk-gatholoco.html

  38. 39 Uhuik Juli 28, 2008 pukul 2:00 pm

    Serat Dharmogandhul itu juga memuat etika lho, yaitu etika pada orang tua, etika pada guru, dan etika kepada alam sekitar…….

  39. 40 tobat Oktober 18, 2008 pukul 12:08 am

    tobat tobaat…ga mau lg dech..udah cukup.
    ga enak klo pura2 gila, apalagi gila beneran.

    *disuruh jaga, kok malah pura2 gila. udah gila, mana tau jaga etika*

  40. 41 andi toyotomi November 19, 2008 pukul 12:33 pm

    isinya hampir mirip dengan serat centhini (aq dah baca bolakbalik 2 serinya)
    kritik terhadap pemuka agama (Islam-Hindu/buda) yang banyak menjual agama (kaya lagunya Dewa….)

  41. 42 IPENK Desember 15, 2008 pukul 11:40 pm

    emang isinya serat kaya gatolotjo dan lainya banyak yang isinya tentang etika dan filsafat yang dikemas dalam suatu epos ya?? bingung bin sulit juga memahami dan menafsirnya!!!

  42. 43 jaka Januari 14, 2009 pukul 1:42 pm

    sorry bro ikut nimbrung nih, sebenarnya kalo kita mo makan mesti yang dilihat duluan makanannya, bukan wadahnya. Tapi biasanya juga, kalo liat makanan seenak apapun tapi kalo ‘wadah’nya kotor, njijiki, nggilani dsb, pati yo ‘gak kolu’ makannya. Nah ibarat kate nih, Islam tuh dah makanannya bersih, menggugah selera dan wadahnya pun bersih. Dah deh, gak usah yg begituan, ntar jadi ‘gila’ beneran lho. Biarlah yang berbau ‘serat’2 tuh jadi lembaran simbah2 dulu, ya kita cukup sekedar tahu aja kali……..

  43. 44 sofyan Januari 15, 2009 pukul 2:35 am

    aku belum bisa komentar apa2 coz q belum pernah baca tu buku. kalo yang versi elektronik ada gak ya? mau tu aku dikirimi.
    ke sofyanto23s@yahoo.co.id
    ibarat makanan lihat wujudnya aja belum, ditanyain rasanya

    aneh kan??

  44. 45 sabdalangit Januari 22, 2009 pukul 9:53 am

    Sebuah falsafah hidup yg tidak terhegemoni dogma (indoktrinasi agama). Bagi yg selalu merasakan dahaga spiritual, sebaiknya jangan lewatkan yg satu ini. Benar apa kata resensi Mas Danalingga. Namun membacanya harus disertai hati yg bersih, pikiran yg jernih, jiwa yg bening, batin yg bening. Tanpa bekal itu semua, maka hanya NAR/api/ke-aku-an/iblis atau nafsu angkara murka yg akan membara. Jika demikian, tentu saja kebenaran sejati akan semakin menjauhi anda.
    Jika ada waktu kami akan tayangkan tulisan lengkapnya di dunia maya, untuk berbagi kpd para pembaca yg budiman.

    salam sejati
    sabdalangit’s web

  45. 46 yanuar Februari 18, 2009 pukul 9:41 pm

    serapan yang bagus… saya pemula yang baru menggemari wejangan2 yang tersirat dalam karya-karya sastra jawa kuno…

    kalau bisa di sharing, saya minta bocoran situsnya dong…

    terimakasih…
    salam,

  46. 47 taufik Maret 19, 2009 pukul 8:46 pm

    sebetulnya obrolan(gatoloco)itu antara masalah syariat dan hakekat dan sejatinya masalah itu sampai sekarang masih up to date, karena keinginan sang penulis hanya satu yaitu agar orang islam berkeinginan untuk bermusyahadah(menyaksikan tuhan)bukan hanya mengatakan 2 kalimat syahadat.
    adapun buat para ikhwan yang berkeingin bertemu dengan tuhan saya bisa membimbing

  47. 49 mblankon Maret 28, 2009 pukul 4:14 am

    ketika Gatolotjo bersenandung, disekitar menjadi riuh tak redam. itu kenyataan yang berada disekitar. syariat dan hakikat tidak hanya menjadi wacana, tapi bagian perilaku yang dilalui untuk mengetahui kehidupan….

  48. 50 Saloy April 29, 2009 pukul 10:45 pm

    untuk semuanya saya hanya mau bertanya sedikit saja

    apakah bagi saudara2 ku yang sudah sholat dan beribadah yg lainnya sudah cukup ?
    anda sembahyang menyembah Allah, apakah anda sudah paham tentang Allah ?
    ALLAH itu hanya sebuah nama dari pada Tuhan, kan ada 99 nama tuhan yg salah satunya ALLAH. kalau begitu berarti kita hanya menyembah nama dong ? kalau begitu berarti kita sirik dong nama kok disembah, hehehehe
    oleh karena itu mari kita telaah benar2 jangan kita hanya sekedar ikut2an kata orang, kata ustad2 dll nya , karena mereka pun hanya sekedar bisa menyuruh kita menyembah ALLAh yang mereka sendiri juga tidak paham akan ALLAH, coba saudara2 ku bertanya kepada para ustad tentang Allah pas mereka akan berkata tidak boleh bertanya seperti itu berdosa atau apaun alasannya, bukan saya meremehkan para ustad tsb tdk semuanya ustad yg tdk tau, byk jg yg tau.adahal kita selalu mengucapkan kata Innalillahi wainnaillahirojiun, yg artinya dari Allah dan kembali kepada Allah, berarti kita berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah, apa anda sudah kenal dengan Allah, kalau anda tidak kenal bagaimana anda akan kembali nantinya,padahal disaat sakratul maut bukan main setan akan selalu silih berganti mengoda kita, trus yg mana yg akan kita ikuti, salah2 kita akan mengikuti setan , kenapa ? karena kita tidak mengenal Allah.
    trus anda yang selalu melakukan sholat, apakah anda mengetahui kenapa Allah itu menyuruh kita sholat subuh 2 rakaat, mahgrib 3 rakaat serta isha, asyar dan zuhur masing masing 4 rakat kenapa, kenapa subuh 2 rakat kenapa tidak 3 atau 4 rakat, kenapa begitu, Allah membuat ketentuan pasti ada maksud dan alasannya, apakah anda sudah mengetahuinya, kalau belum berarti anda selama ini sholat hanya ikut2tan kata orang, kalai membaca alquraan jangan hanya sekedar bisa membaca, baca juga apa yg tersurat dan tersirat.
    jika didunia kita buta akan Allah apalagi di akhirat akan lebih buta lagi, berarti kita selama ini hanya bisa ngomong kosong tok.
    coba kita pahami dgn hati dingin apa benar yg saya tulis ini, kita kan selama ini hanya bisa mengatakan kalau orang mati itu telah berpulang kerahmatullah, yg jadi pertanyaan saya ini apakah kita benar2 sudah kenal dengan ALLAH itu.
    sementara sekian dulu ya, maaf kalau tidak berkenan

    wassalam

    Saloy
    0817288767

      • 52 Ki Ageng Soboratan November 15, 2012 pukul 1:52 pm

        Salam waa rohmah…………….

        Nuwon sewu kang, apakah njnengan sudah kenal Allah, kalau sudah tlg ajarin aku tuk mengenal-NYA, agar nanti bila aku kembali tidak bingung nyari-2 si DIA………

        Hhehehehe……………
        Monggo nyruputs………………

  49. 53 Ki Ageng Soboratan November 15, 2012 pukul 11:19 am

    Saya yg bodoh & tak tahu apa-2 tentang ilmu agama sangat mengagumi kepiawaian si gatholoco. Hanya orang-2 yg telah menyaksikan keberadaan-NYA lah & telah mencapai tingkatan HAQUL YAQIN yg berani mengungkap semua kebenaran Sejati.

    Salam waa rohmah……………


Tinggalkan komentar




Saran Saya

Kepala nyut-nyutan membaca blog ini? Mari santai sejenak sambil ngupi di kopimaya dot com

AKU

Bermakna

Tanggalan

Oktober 2007
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  

Jejak Langkahku

RSS Perjalanan Teman-Teman

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS Spiritualitas Para Teman

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.