Ahmadiyah, saya turut berduka cita atas terbitnya SKB. SKB yang memberikan peringatan. Menyuruh agar Ahmadiyah meninggalkan keyakinannya, dan menuruti keyakinan orang lain. Sebuah pemberangusan keyakinan dari sudut pandang saya. Tapi juga menjadi kemenangan dari sudut pandang lain. Sungguh absurd memang.
Tapi saya mengerti posisi pemerintah sebagai pemimpin dari semua warganya. Bukan Ahmadiyah saja. Pemerintah tentu telah memikirkan masak-masak, diantara beratnya tekanan yang mereka terima baik dari anti Ahmadiyah maupun yang pro Ahmadiyah. Pemerintah membuat keputusan saya yakin bukan atas dasar agama tertentu. Melainkan melakukan keputusan berdasarkan keputusan politik. Tidak lebih tidak kurang.
Buat umat Ahmadiyah, yang tabah sajalah. Anggaplah SKB ini sebagai bagian dari ujian yang akan meningkatkan keyakinan kalian. Itu jika kalian tetap yakin bahwa ajaran Ahmadiyah itu benar. Tapi jika tidak, kalian carilah mana yang benar. Lalu ikuti. Percaya pada anugrah terindah dari Tuhan, yakni rasa. Sebab dengan rasalah maka kita bisa melakukan syahadat itu. Menyaksikan dengan sejelasnya. Sehingga tidak bisa sesat lagi.
Jadi silahkan memicu diri berkontemplasi dengan adanya SKB ini. Merenung diri. Dan ketika jawabannya ditemukan, apapun itu. Silahkan, sebab keyakinan tidak bisa diberangus hanya dengan SKB. Bahkan dengan pembunuhan juga tidak. Dan jika begitu, maka ucapan turut berduka cita pun menjadi hambar. Kehilangan maknanya. Sebab toh ada tidaknya SKB tidak berpengaruh pada keyakinan. Hanya diri sendirilah yang bisa memutuskan keyakinan.
Maka, ucapan duka cita yang terlanjur terucap tadi. Saya tujukan bukan kepada umat Ahmadiyah secara khusus. Tapi saya tujukan pada manusia-manusia naïf yang berusaha untuk memaksakan keyakinan dari salah satu pihak. Sungguh sia-sia usaha itu. Yang merasakan kemenangan atasnya hanyalah ego. Kemenangan seperti itu adalah kemenangan semu. Turut berduka cita.
Saya tidak akan terlalu menyalahkan pemerintah… Memang bangsa ini yang perlu banyak belajar. 😕
Kang dana SKB itu singkatan ” Surat Keputusan Bersama ” yah…??
Ahhhg…jangan-jangan Plesetan dari ” SURAT KEKESALAN BERSAMA “. Klu pake istilah BERSAMA, lantas KEBERSAMAAN siapa-siapa yah…??
Yah..yah…menyikapi SKB ini, hendaknya kita pake ujar-ujar orang Bijak, ” SING WARAS AYO PODHO NGALAH, SING EDAN BEN KEDANAN, BECIK KETITIK OLO KETORO..”
Banyak manusia terlalu angkuh saat ini, mereka terlalu pandai mengelabui hatinya sendiri!! KEIMANAN kita-kita hanya sebatas BERHALA dan KEKUASAAN…!! Tidakkah kita melihat…??? “ PASUKAN DAJJAL “ tertawa riang gembira melihat KETERLENAAN dan KEALPAAN kita. Mereka telah menggiring para manusia-manusia untuk masuk dalam kelompok BARISANNYA yang bersembunyi dibalik segala ATRIBUT NAFSANIAH yang mereka sandang demi urusan PERUT.
Tapi, YAKINLAH…BANGKITLAH..Wahai para manusia….. Bahwa DIBALIK KENGERIAN MUNCUL PULA KEBAHAGIAAN!!! ( Fa’innamaal ‘Usri yusro, Innama’al ‘ Usri yusro ) .
Plaaaaaaazzz…Plaaaaaazzzz….
MANUSIA BEGO…. TUH ADA DI PIHAK AHMADIYAH… RASUL PUN MENYURUH KITA MEMBUMI HANGUSKAN KESESATAN YG NYATA SEPERTI HALNYA AHMADIYAH.. SING WARAS AYO PADA NGALAH.. ORANG BIJAK ATW ORANG GILA TUH YG NGOMONG… RASUL GA NGAJARIN YG BEGITUAN..
itulah bukti silih bergantinya HIDUP, dari tiada menjadi ada dan kembali tiada hanya manusia yang berfikir mencari yang slalu ada yang tidak terpengaruh oleh silih bergantinya hidup…selamat jalan ahmadiah…semoga enkau pergi dengan ikhlas.
turut berduka juga
Hanya dibekukan TIDAK dibubarkan kan mas?
Eh … dibubarkan yah? halah …
turut berduka juga *kupipes*
http://www.republika.co.id
silahkan search : ahmadiyah
ada berita a.l:
SKB No 3/2008, KEP-033/A/JA/6/2008, dan No 199/2008 tentang Peringatan dan Perintah kepada Penganut, Anggota, dan/atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan Warga Masyarakat
2. Memberi peringatan dan memerintahkan kepada penganut, anggota, dan/atau anggota pengurus JAI sepanjang mengaku beragama Islam untuk menghentikan penyebaran penafsiran dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Islam, yaitu penyebaran paham yang mengakui adanya nabi dengan segala ajarannya setelah Nabi Muhammad SAW.
3. Penganut, anggota, dan/atau anggota pengurus JAI yang tidak mengindahkan peringatan dan perintah sebagaimana dimaksud pada diktum kesatu dan diktum kedua dapat dikenai sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, termasuk organisasi dan badan hukumnya.
Jaksa Agung, Hendarman Supandji, mengakui isi SKB memang tak membubarkan JAI. SKB hanya berisi perintah dan peringatan. Kendati begitu, bisa berujung pada penghentian kegiatan JAI.
Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Malang, Jawa Timur, Dr. Mas’ud Said menyatakan, pembekuan Ahmadiyah oleh pemerintah merupakan “pintu” bagi pemerintah untuk menciptakan keamanan dan kedamaian di Indonesia
for us : life must be go on..
Kalo gak salah liat sih SKB cuma melarang aktivitas syiar, yang masalah pemerintah gak kasih definisi yang termasuk syiar itu apa aja.
Setuju keyakinan gak bisa dimatikan hanya dengan sebuah SKB. The big questionnya dari sini kita mau kemana? Mana arahan yg jelas atas apa yang boleh / tidak boleh dilakukan oleh umat Ahmadiyah. Tanpa definisi yang jelas saya khawatir akan muncul rantai kekerasan baru.
terbit atau tidak………kemiskinan hingga kini tidak pernah benar-benar bisa diberantas…!
Saya berandai-andai Mas Dana, bagaimana jika “mayoritas umat Islam” menghendaki blog-blog yang “tidak jelas Islamnya” seperti blog Mas Dana ini ditutup dan pemiliknya di SKB-kan?
*sok tau bilang Mas Dana Islamnya gak jelas*
@gentole
bahkan mati pun bukan sebuah kekalahan bagi mereka yang berjuang, kalah itu bagi mereka yang kehilangan kesungguhannya.
dengan terbitnya SKB itu, menag, mendagri, dan jagung, mudah2an bisa sedikit meredakan konfil soal keyakinan yang selama ini selalu saja menimbulkan kontroversi dan perdebatan. pelajaran berharga buat pihak mana pun.
@ daeng limpo
Setuju Bung. Seharusnya pikiran dan energi kita dimanfaatkan untuk menolong saudara-saudara kita yang sesak napas dihimpit kemisikinan.
Salam Merdeka!
@K. geddoe
Sama ged. Memang kondisinya seperti ini. Sama ketika soal menaikkan BBM itu.
@Santri gundhul
Yup mbah, sing waras ngalah aja. Daripada sama sama hancur, nggak ada gunanya.
@razuka
Hidup di dunia ini memang cuma sementara. Cuma buat bersenda gurau saja.
@Ade
Silahkan sepuasnya.
@Rindu
Intinya sih disuruh beragama mengikuti cara orang lain. Kalo tidak bakal dihukum.
@cK
Dasar ndak kreatif ini. 😛
@qaryatisyahin
Hidup memang tidak berhenti mbak.
@Shinte Galeshka
Kalo SKB nya sih menurut saya menyuruh beragama mengikuti orang yang menuntut pembubaran itu. Kalo tidak bakal dihukum.
Ditunggu aja peraturan yang mengejewantahkan SKB itu. Semoga bisa bijak.
@daeng limpo
Kemisikan mungkin memang harus dinikmati.
@gentole
Jika begitu, bisa jadi blog ini terpaksa ditutup. Tapi tidak akan pernah mempengaruhi keyakinan saya.
@watonist
Setuju.
@Sawali Tuhusetya
Semoga saja pak. Tapi saya kok melihat ada target selanjutnya setelah Ahmadiyah ini. Moga moga itu cuma prasangka saya saja.
Terus terang, membaca SKB ini saya jadi bingung. 😕 Disatu sisi pemerintah menghormati keyakinan dan kepercayaan tiap orang tetapi disisi yang lain mencoba menjaga agar keyakinan itu “tidak menyimpang”. Dan ukuran “menyimpang” adalah ukuran normatif/statistik.
Sama seperti analogi, “ekor ditarik tapi kepala diikat”
SKB ini “banci” karena tidak tegas bersikap. Harusnya kalau TIDAK BOLEH, ya tidak boleh sama sekali. Dan kalau BOLEH maka boleh sama sekali. Ini keputusan politik, sok empati, dan bukan terobosan baru dalam kehidupan beragama.
Dan apa itu penjelasan lanjut dari “menghentikan penyebaran penafsiran dan kegiatan yang menyimpang” ? 😕
jadi yang Ahmadiyah bebas mau milih ajaran mana aja?
::baguslah itu, biar lebih afdol beragamanya…, menjadi mandiri dan tersembunyi….
@…Kang Zal,
Tersembunyi dan bersembunyi di Gua Hira, jangan-jangan Saudara yang TERANIAYA ini malah tambah Mak Nyuuuusss dan Cesss Pleng…di ELUS-ELUS karo Gustine. Le…sing SABAR yoh…SABAR kuwi KESAYANGAN-KU..Sini le, bersandinglah di samping-KU.
Lah…lah…MODIAAAAAAAARRR…ono wong sing KECELEK. Rumongso BENER malah hasile ORA PENER neng NGARSANE Gusti Alloh…
Rasanya dengan terbitnya SKB ini, ada PIHAK yang tambah ” GEDHE NDHASE, GEMAGAH, PETENTANG-PETENTENG ” terus merembet-rembet Ngobrak-Abrik ke Aliran ( Lembaga ) Keagamaan yang laen..
Ahhhhgg…
Mumpung durung di OBRAK-ABRIK, Pasang papan PERINGATAN di Padepokanku
” Tunggal Konco ojo Nggodho ”
” Tunggal Guru ojo Ngganggu ”
” Tunggal Kitab ojo NYERGAB ”
” Tunggal Nabi ojo MERI ”
” Tunggal AGOMO ojo sok JOBRIYO ”
INGSUN TETEKEN ” MUHAMMAD,
SURO SUCO LUDIRO DJOYO DININGRAT,
LEBUR DENING PANGASTUNINGSUN,
Muuuaaaaaaaaaaaaha..ha..ha…
JOWO EDAN… MAKAN TUH AGAMA JAWA LU YG SESAT BUKAN ISLAM…
yah mudah-mudahan orang ahmadiyah ngerti “what is a name” itu apa, yang penting keyakinan… kalo nggak mah yah… berarti sami mawon deh…
*tabur bunga*
meski denger peti matinya kayak digedor-gedor dari dalam.
salut buat pemerintah karna konsitent dengan demokrasi dan pancasila, dengan tidak membubarkan ahmadiyah,
hmmm…mungkin sebaiknya ahmadiyah menjadi agama baru saja 😀
Belum lama kita melihat demo menghujat film fitna. Hampir semua element ikut menghujat film ini, sampai akses internet pun diblokir untuk mencegah penyebarannya. Sayang sekali sekarang kita menyaksikan lagi film tersebut dan sekarang bukan buatan antek-antek barat dsb, sekarang kita sendiri menjadi aktor film ini, termasuk pemerintah yg menjustifikasi bahwa kekerasan boleh digunakan untuk memaksakan kehendak. Jadi mau dkasih judul apa film ini fitna 2, fitna justification?
Tidak dibekukan dan tidak dibubarkan. Hanya larangan Syiar saja, Dan.
Dapet dari Milis Islamlib, bpk Adli Usuluddin menulis:
Diktum Kesatu : ” Memberi peringatan dan memerintahkan kepada warga masyarakat untuk tidak menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum melakukan penafsiran tentang suatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan keagamaan dari agama itu yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu.”
Diktum Kesatu sangat mengerikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Tidak saja akan memberangus pemikiran Islam, tapi juga agama lain. Menyimpang dari pokok-pokok ajaran akan sangat tergantung pada siapa yang menilai (atau yang berkuasa), dapat saja ijtihad dianggap sebagai menyimpang dari pokok-pokok ajaran, atau perbedaan penafsiran yang selama ini banyak dan lumrah terjadi akan menjadi masalah. Diktum ini akan menjadi aturan yang dapat ditafsirkan secara semaunya, yang dapat dipergunakan oleh satu golongan untuk menghujat golongan yang tidak se aliran. Bagi kalangan Islam bahkan akan menutup pintu ijtihad, selain membuat Ahmadiyah tetap menjadi sasaran tembak.
Waduh, saya termasuk orang yang berpikir bahwa keyakinan adalah pribadi dan kebebasan berkeyakinan yang dijamin oleh UUD 1945 adalah hal yang benar.
Kalau saya sih, orang mau memiliki keyakinan apa ya monggo, mau jadi tidak berkeyakinanpun ya tidak bisa dipaksa berkeyakinan to. Kecuali dalam pergulatan hidupnya dia sendiri memutuskan untuk memiliki keyakinan tertentu.
Tapi ya seperti yang pakde dana katakan bahwa “keyakinan tidak bisa diberangus hanya dengan SKB. Bahkan dengan pembunuhan juga tidak”
Selama pemeluknya meyakini bahwa keyakinan mereka adalah benar, hal itu akan membuat mereka semakin meyakininya.
Kutanyakan pada rumput,
“Apakah kebenaran itu ?”
Rumput tak menjawab satu patah kata pun
Kutanyakan pada langit,
langit pun tak menjawab apa-apa..
Kutanyakan pada Tuhan Maha Mendengar,
Tuhan pun tak memberi jawaban kepadaku
Kutanyakan kepada para pemuka agama,
Agama Hindu mengatakan inilah agama Dharma (kebaikan)
Agama Buddha pun mengatakan inilah agama yang membawamu kepada Nibbana (Surgawi)
Agama Kristen, mengatakan inilah agama yang Kristus (Suci)
Agama Islam mengatakan inilah agama yang Lurus
Berarti semua jalan adalah kebenaran.
Hanya waktu yang bisa menjawab kebenaran itu apa….
Karena tidak ada yang memberi jawaban yang memuaskan..
…Menyuruh agar Ahmadiyah meninggalkan keyakinannya, dan menuruti keyakinan orang lain…
Kang Dana, belum sampai situ lho, cuma disuruh untuk tidak menyebarkan ajaran2 Ahmadiyah saja. Tidak sampai harus meninggalkan keyakinannya. Alias segala kegiatan2nya dibekukan.
.
Inilah yang sebenarnya amat ambivalen. Jika tidak boleh melakukan kegiatan2 rutin lagi, maka eksistensinya menjadi tanda tanya besar. Ada, tapi tidak hidup. Bingung saya membaca SKB (Surat Kebingungan Bersama) itu. Bisa diterima kalau para pembenci Ahmadiyah tidak puas dengan keputusan yang masih setengah-setengah ini.
.
Kita tunggu saja babak selanjutnya, entah bakal menjadi klimaks, ataukah menjadi ending yang memilukan…
.
Salam,
ke hamparan mana jiwa-jiwa ini akan dihempaskan
Pecinta akan tetap tersenyum
ladang boleh dibersihkan
bibit baru akan tetap disemaikan
@goldfriend
Nah, saya juga bingung di situ. Tapi sepertinya menyimpang tidaknay ya ditentukan oleh yang menuntut ahmadiyah bubar bang.
@alisyah
Semua juga seharusnya bebas.
@zal
Wah, bener juga zal. Buat apa coba gembar gembor dalam beragama.
Godamn
eh, sepertinya tidak dilarang memakai label Islam tuh. Cuman dilarang menyebarkan ajarannya saja. *kalo nggak salah baca lagi sih*
@emmy
Beli bunga dimana tuh?
@joyo ga login
Iya, tidak dibubarkan. Ternyata cuma dilarang menyebarkan pemahaman mereka kalo masih memakai label Islam. Kalo ganti label sepertinya bakal bebas malahan.
@Shinte Galeshka
Kalo fitna 2 sih , nggak perlu menunggu SKB ini. Tuh, insiden monas kalo diedarkan dah memenuhi syarat itu. 😀
@calonorangtenarsedunia
Iya, memang cuma dilarang menyebarkan pemahamannya.
@Tito
Absurd emang to. Sebab bakal tetap bisa ditanyakan :
@sigid
Yup, seharusnya keyakinan ya didalam dada. Tidak bisa disentuh, kecuali oleh diri sendiri.
@Rustan
Hanya membuktikan sendirilah jawabannya.
@esensi
Ah, iya cuma dilarang menyebarkan ya?
Tapi memang soal itu sangat rancu. Batas-batas menyebarkan itu tidak jelas soalnya.
@qaryatisyahin </strong?
Sing penting selamat mbak.
Ya ya..
Saya jadi ingat cerita Islam yang ditindas kaum kafir zaman Rasul dulu.. Hanya saja kali ini sang objek berganti menjadi subjek..
saya juga ikut berduka cita……….*hiks*
Betul, kalau keyakinan itu kita laksanakan di dalam kamar kita emang siapa yg tau? Kalau waktu ibadah dalam hati kita tetap memegang keyakinan itu emang siapa yg bisa tau isi hati seseorang? Jadi SKB hanya bisa mencekal apa yang nampak, tapi yg invisible tak ada yang bisa mencegah.
*mentertawakan kebodohan manusia (halah.. emang gue bukan manusia??)* 😆
awal postingan dulu kayaknya Bung danalingga mengkritik pelembagaan keyakinan (lembaga agama), dan menyarankan agar menjalani agama yang benar “adalah agama yang dapat mengatarkan bertemu pada Tuhan’.
Lha Kalau Ahmadiyyahh bisa mengantar bertemu dengan Allah swt kenapa harus berduka cita kalau Ada SKB tersebut? SKB tersebut khan “membubarkan lembaganya”.
“Hanya meributkan lembaganya saja baik ahmadi non Ahmadi itu..?”
itulah jika manusia memandang sesuatu dari kulitnya…….sehingga tidak akan bertamu jadinya…..jika manusia memandang manusia berdasarkan isinya pasti akan bertemu…….seperti halnya Gus Dur, beliau adalah manusia yg memandang manusia berdasarkan isinya…termasuk juga rekan2 disini sudah bisa memandang akan manusia yg lain berdasarkan isinya….jika ada sekelompok masyarakat mengatakan salah kita tunggu saja balasan dari yg sebenar2nya berbuat…..karena tidak lain kita ini hanyalah penonton sekaligus aktor/aktris…..ngga usah2 repot jadi bintang film wong pada dasarnya memang sedang ngelakonin peran kok…….heheheh
@Nazieb
Iya, sejarah emang selalu berulang.
Tapi kalo ahmadiyah ini, nggak tahu entar bisa gede, terus malah gantian menindas. Takutnya sih, sejarah benar-benar berulang.
@catra
Selamat berduka.
@CY
*ikut tertawa*
@ndoro
Betul, makanya diakhir postingan saya mengatakan tidak jadi berduka cita terhadap ahmadiyah. Tapi berduka cita pada usaha pembrangusan keyakinannya saja. Terutama sekali pada yang berusaha membrangus, sebab itu kan usaha yang sia-sia saja.
@herman
Begitulah kenyataannya.
MUNGKIN SELURUH “INSTANSI” AGAMA YANG MUSTI DIBEKUKAN UNTUK SELANJUTNYA SELURUH UMATNYA MELAKUKAN PERENUNGAN…….., ATAU MUNGKIN SEKALIAN DIBUBARKAN SAJA, KARENA SUDAH KITA LIHAT……….., TERNYATA AGAMA TIDAK MEMBAWA KEDAMAIAN DI BUMI, TAPI MALAH SELALU SEBAGAI “ALASAN” PEMICU KONFLIK TERBODOH YANG PADA AKHIRNYA MENGHANCURKAN UMAT MANUSIA, ATAU MUNGKIN KITA PERLU GALANG KEKUATAN BERSAMA UNTUK MENDIRIKAN UN-RELIGION DEFENDERS FRONT YA?, KITA PERANGI SEMUA AGAMA BIAR BUBAR AJA……………, HAHAHAHAHAHAHAHAHA, MANUT MAYORITAS SAJA, TAKUT NANTI MALAH DI SKB-KAN SAMA BAPAK2 DI JAKARTA…………………….. HIHIHIHIHIH, TRIMSSSSSSSSSSS
Kalo saya milih tidak pake organisasi, jadinya nggak bakal bisa dibubarkan. 😆
Inilah ketika agama menjadi alat “pemuas nafsu” manusia! Semua yang dilakukan dan di kerjakan atas nama agama? Terus agama yang menyejukkan itu dimana dong?
Ada, di dalam dada. 😉
mengalir seperti air …
mengalir memunculkan banyak cabang …
kedesa, kota, pinggiran …
air keLaut …
kembali ke asal semula …
air dan pikir sama …
tanah dipengaruhi api
dari awal
sampai akhir ditiadakan …