Tentu para pembaca blog sebuah perjalanan ini sudah menyadari. Menyadari bahwa beberapa bulan ini tulisan di sini berkurang drastis dibandingkan yang sudah-sudah. Yah, semua itu disebabkan hal di dalam diri, bukan karena kesibukan atau hal di luar diri lainnya. Terasa beberapa bulan ini ada perubahan dalam memandang laku agama sekitar, yang selama ini sebagai bahan tulisan. Semua berawal dari spiritualitas yang semakin menurun. Kesadaran yang semakin diambil alih oleh ego.
Archive for the 'Perjalanan Renungan' Category
Perjalanan Yang Masih Terus Berlanjut
Published April 19, 2009 Perjalanan Renungan , Perjalanan Spiritual 33 CommentsTag:curhat, hidup, Kontemplasi, perjalanan, spiritualitas
Agama Bukan Untuk Orang Logis
Published Maret 30, 2009 Perjalanan Renungan 73 CommentsTag:agama, Kontemplasi, logika, logis, Manusia, Renungan
Pernah disebutkan sebuah pembelaan ketika agama sedang dituduh tidak bisa memenuhi kaidah logika. Pembelaan itu menyatakan bahwa memang agama tidak bisa dipahami dengan logika. Atau pernah disebutkan juga pembelaan lainnya bahwa agama itu tidak dapat dilogikakan. Kedua pembelaan itu sama saja konsekuensinya.
Muslim
Published Maret 26, 2009 Perjalanan Renungan 29 CommentsTag:canda, dialog, Kontemplasi, muslim, Renungan
“Kamu itu muslim bukan?”
“Tergantung defenisi muslim itu apa.”
“Hem… maksudnya? “
“Begini, jika defenisi muslim adalah berlabel Islam di KTP jelas aku bukan muslim.
“Lantas, emang ada defenisi lainnya?
“Tentu ada defenisi lainnya. Defenisi yang menyatakan bahwa muslim itu adalah orang yang telah berserah diri kepada Allah.”
“Lantas bagaimana jika menurut defenisi ini, apa kamu muslim?”
“Ehem… begini … jika memakai defenisi ini maka aku belum muslim. ” *nyengir kuda*
“Wa..ladalah… muter-muter ternyata Cuma mau bilang bahwa kamu bukan muslim saja. ” *melet*
“Kekekekekeke…. “
Manusia Melihat
Published Maret 21, 2009 Perjalanan Renungan 28 CommentsTag:FPI, hidup, JIL, Manusia, melihat, Renungan
Manusia memang seringnya melihat apa yang ingin dia lihat. Dia telah menetapkan batasan-batasan terlebih dahulu dalam pikirannnya, lalu melihat suatu kejadian dalam bingkai batasan-batasan tersebut. Bahkan jika kejadian yang dilihat tidak pas dalam bingkai tersebut, maka bukan bingkainya yang dilepas, melainkan kenyataan yang disesuaikan dalam bingkai tersebut.
Kondom, HIV, Seks Bebas, dan Agama
Published Februari 28, 2009 Perjalanan Renungan 72 CommentsTag:agama, AIDS, HIV, Kondom, Kontemplasi, opini, Renungan, Seks
Sudah jamak dewasa ini salah satu cara mencegah penularan virus HIV adalah menggunakan kondom jika berhubungan seks. Terutama bagi mereka para pekerja seks. Atau pencandu seks bebas. Dan jamak juga orang-orang yang merasa beragama itu selalu protes. Bahwa pengkampanyean pemakai kondom itu sama saja menganjurkan seks bebas. Seks bebas yang sangat dilarang oleh agama, dengan dihukum sebagai jinah. Sebuah dosa yang katanya sangat dilaknat Tuhan sang maha pengasih. Saking dilaknatnya, maka legal membunuh para penjina itu.
Al Quran Menurut Al Quran
Published Februari 20, 2009 Perjalanan Renungan 26 CommentsTag:Al Quran, AQ, ayat, Islam, Kontemplasi, Renungan
[18:109] Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (AL KAHFI ayat 109)
[31:27] Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah . Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (LUQMAN ayat 27)
[29:49] Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu . Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. (AL’ANKABUUT ayat 49)
Dunia Memang Tidak Adil
Published Februari 10, 2009 Perjalanan Renungan 32 CommentsTag:dongengan, dunia, hidup, keadilan, Kontemplasi, Renungan
Dunia memang bukan tempat mencari keadilan. Marilah kita sadari hal tersebut, sehingga nantinya tidak menjadi gila karena mencari keadilan di dunia ini. Sesuatu hal yang memang tidak ada.
Marilah memainkan peran kita sebaik-baiknya, tidak usah terlalu banyak mengeluh soal adil tidaknya rasa hidup kita. Melakukan hidup sajalah. Seribu keluhanpun tidak akan mengubah apa-apa yang memang telah menjadi peran kita. Eh, tapi jangan-jangan mengeluh itu pun merupakan peran yang harus kita mainkan.
Kafir!!!
Published Januari 15, 2009 Perjalanan Renungan 23 CommentsTag:kafir, Kontemplasi, Renungan, Tuhan
(… yang terjadi di suatu masa suatu saat di suatu tempat…)
Saya : “Dasar kafir kamu!!!!” *sambil nunjuk nunjuk dengan mata membara*
Dia : “Kayak situ nggak kafir aja.” *dengan cueknya menenggak vodka*
Saya : ” … ”
( Sesama kafir harusnya dilarang saling mendahului menunjuk bukan? Seharusnya yang berhak hanyalah yang sudah mendapat stempel tidak kafir dari Tuhan. Itu juga harus bisa menunjukkan dan membuktikan bahwa stempel tersebut benar dari Tuhan. Jika tidak maka sungguh bisa diragukan sebab dewasa ini apa sih yang tidak bisa dipalsu? )
Israel 2
Published Januari 6, 2009 Perjalanan Renungan 21 CommentsTag:gaza, Israel, Kontemplasi, Palestina, perang, Renungan, Tuhan
Tiba-tiba,
Setelah perjalanan yang cukup jauh,
Aku sadar hanyalah manusia biasa.
Pengutuk Tuhan yang tidak adil,
pada manusia-manusia disana.
Manusia-manusia yang menuntutNya agar rasis,
dan Dia terlalu baik untuk menolak.
Maka telah ditinggikan hanya satu umat,
sayangnya dengan bermacam versi berbeda.
Agama menjadi bahan bakar tanpa limit,
perang sudah tidak bisa berhenti.
Komentar pada Perjalananku