Ternyata Semua Agama Sama

Sebuah tinjuan agama agama berangkat dari pemaknaan sebuah gambar

hakikat diri
Indah bukan? :mrgreen:

Awalnya dari pertanyaan Arul  di buku tamu saya.  , di mana ditanyakan makna gambar yang dapat kamu lihat nangkring dengan manis di bagian paling atas sidebar blogku di sertai tulisan Aku di atasnya. Tentu saja gambar tersebut bukanlah sekedar gambar, tapi tentu mempunyai makna. Terutama bagi saya pribadi. Syukur-syukur bisa menularkan keindahan maknanya bagi yang liat. 😉

Sebelum cerita maknanya alangkah baiknya saya ceritakan dulu sejarah dari gambar tersebut. Ceritanya begini, saat itu saya sedang bosan dengan avatar saya yang lama di salah satu forum diskusi , maka mulailah saya berburu gambar kecil yang kira-kira pas di hati. Nah dari sekian gambar yang saya telusuri di dunia maya, saya langsung jatuh cinta begitu melihat gambar ini, sebab entah kenapa saya langsung dapat menangkap maknanya dan sesuai dengan pengalaman saya dalam berproses secara spiritual dalam kaitannya dengan agama-agama . Kalo istilah kerennya sih gambar ini gue banget geto loh.

Adapun maknanya bagi saya adalah:

  1. Bahwa agama-agama ( dilambangkan dengan lingkaran simbol agama) adalah sarana untuk mencapai Dia sang Hakikat (dilambangkan dengan lingkaran lilin yang bercahaya).
  2. Bahwa agama yang banyak tersebut (dilambangkan oleh 6 simbol agama besar) , memang mempunyai cara-cara sendiri (lingkaran simbol agama yang saling terpisah) namun tetap mempunyai fungsi yang sama, yakni sebagai sarana untuk menuju Sang Cahaya (lingakaran lilin)
  3. Bahwa melalui satu agama saja (1 lingkaran lambang agama) kita dapat mencapai Sang Cahaya (lingkaran lilin), namun ketika kita masih berada di satu agama tersebut, maka pandangan kita tidak melingkupi semua agama, jadi kita tidak usah menilai agama lain, sebab tidak punya pengetahuan menyeluruh atasnya.
  4. Bahwa dari pusat lingkaran lilin berada dapat melihat kepada semua lingkaran agama secara utuh , yang berarti setiap orang yang sudah mencapai sang Keberadaan (lingkaran lilin), maka dapat melihat bahwa semua agama itu ternyata hanya sarana untuk mencapai hal yang sama. Jadi orang yang sudah mencapaiNya, tidak akan bernafsu lagi membeda-bedakan label agama. Wong sudah bisa melihat esensi dari semua agama-agama tersebut, menembus simbolisasi..
  5. Bahwa hanya lingkaran yang di tengah yang bercahaya, sedangkan lingkaran simbol simbol agama tidak. Menunjukkan bahwa sumber cahaya itu adalah yang satu, sang Tuhan itu sendiri. Sedangkan agama agama adalah seperti bayangan , jadi bukan Tuhan itu sendiri. Atau bisa juga diartikan bahwa cahaya yang terlihat di agama itu hanyalah pantulan dari sumber cahaya sebenarnya.

Dan sekedar tambahan saja, setelah ngolor ngidul dengan teman-teman mengenai simbol simbol agama apa aja yang terdapat di gambar tersebut, akhirnya saya di beri pencerahan akan fungsi lain dari gambar tersebut (selain pemaknaan itu), yakni sebagai alat untuk terapi simbol agama. Terapi simbol agama ini saya maksudkan sebagai alat untuk mengetes apakah memang benar diri ini sudah tidak terpengaruh atas simbolisasi (label) agama. Melainkan sudah semata-mata melihat tujuan akhir (esensi) agama agama tersebut. Caranya adalah dengan memandang gambar tersebut, dan merasakan di diri ini apakah masih ada resistensi diri ketika melihat berbagai simbol agama tersebut berdampingan dan menyadari ternyata merupakan sarana untuk mencapai hal yang sama, hal yang saya sebut Tuhan.

Semoga artikel pendek ini dapat berguna agar jiwa-jiwa yang berkehendak dapat terpacu untuk memahami esensi agamanya dan dapat mencapai Sang Hakikat dan dari tengah lingkaran lilin dengan pandangan yang lebih luas dapat menyadari esensi dari semua agama yang ada di sekitar. Pada akhirnya dapat bergumam : ” oh begitu toh ternyata” , sambil tersenyum damai memandang pemeluk agama lain. Maka damaipun meraja. Semoga.

minimal tidak aka ada lagi yang teriak teriak marah meyuarakan kecurigaan adanya islamisasi, kristenisasi, budhanisasi, hindunisasi, dan isasi-isasi yang lainnya. Berisik tahu!!!! 😛

Oh iya artikel ini mungkin bisa sedikit menjawab artikel purmana  yang tampaknya menyoal pluralisme versi saya dalam tulisannya I’M [not] goblog . Ya, inilah pandangan saya terhadapap agama agama sehingga tampaknya di sebut sebagai pluralisme. Dan ini memang berdasarkan pengalaman yang saya alami sendiri, walau ya mungkin memang lebih dari dari sudut spiritualnya. Tapi ya minimal saya sudah tidak menggunakan katanya orang dari katanya orang lagi. 😀

Ehem… saya barusan membaca artikel di bataknews  mengenai kisah seorang Dee dalam beragama. Dan entah kenapa ketika membaca artikel tersebut, saya sepertinya membaca artikel ini, hanya saja dengan bahasa berbeda. Sekedar saran nih sebaiknya dibaca juga artikel tersebut, mungkin bisa lebih dimengerti benang merahnya. 😀

kredito : 

gambar di culik dari sini

345 Tanggapan to “Ternyata Semua Agama Sama”


  1. 1 MURTADO September 16, 2010 pukul 1:01 am

    KALAU DIA ADA DIMANA-MANA DAN SANGAT DEKAT DENGAN KITA, KENAPA UMAT ISLAM PERLU LOUD SPEAKER SAAT BICARA ATAU SAAT MENGHADAP/ SEMBAHYANG ? SANGAT TIDAK SOPAN DI MATA TUHAN DAN MENGGANGGU MANUSIA LAIN !

  2. 2 andra September 17, 2010 pukul 2:11 pm

    Sama menurut siapa? Tuhan Maha Pencipta atau manusia?

    Jika berpendapat semua agama sama, sesungguhnya bagi umat nasrani yang berpendapat seperti ini adalah salah, karena umat diluar nasrani pada kenyataanntya tidak mengakui dan mengimani bahwa Yesus adalah Tuhan sedangkan umat nasrani meyakini bahwa jalan keselamatan hanya ada jika mempercayai Yesus sebagai anak Tuhan dan penebus dosa manusia.

    Bagi umat muslim juga demikian. Umat Muslim meyakini apa yang tertulis dalam Al Qur’an bahwa tidak ada agama yang diridhoi oleh Allah selain Islam dan mereka yang tidak menerima Allah sebagai satu2nya Tuhan dan Muhammad adalah Rasulnya adalah orang yang kufur dan tidak akan selamat.

    Bagi umat Yahudi sudah jelas bahwa mereka tidak mempercayai Yesus adalah rasul yang dijanjikan.

    Namun demikian, sebagai seseorang yang telah memiliki keyakinan dan iman, saling toleransi terhadap umat berkeyakinan lain adalah hal wajib yang harus dilakukan sebagai sesama umat manusia. Belajar dan mendalami agama sendiri dan orang lain pada sumber yang benar akan lebih membuat keyakinan dan toleransi antar umat beragama terwujud. thx

  3. 3 tommy Oktober 17, 2010 pukul 10:10 pm

    Tong kosong nyaring bunyinya………

  4. 5 YurioShiroi Desember 28, 2010 pukul 6:26 am

    Anda sebenarnya lemah dalam hal pengetahuan tentang agama lain, sehingga mengatakan bahwa semua agama sama. sama apanya coba? kalau masih bersikeras mengatakan sama, saya ingin melihat bukti Anda hari ini ke masjid untuk shalat, besok ke gereja untuk ibadah, lusa ke pura, besoknya lagi ke wihara, besoknya lagi entah kemana.

  5. 6 sang guru Januari 25, 2011 pukul 10:34 am

    Masing-masing punya surga dan nerakanya sendiri-sendiri..agama hanyalah nama…jgn diperdebatkan…seperti manusia gimana kalo ga dinamai BINGUNG..demikian agama, yakinlah thdp agamamu masing-masing, toh SIJI SANG MAHA HIDUP…

  6. 7 rifs April 26, 2012 pukul 10:54 am

    Formula pembasmi penyakit semua agama sama ( pluralisme)
    Berpikirlah bagi yang sudah terjangkit penyakit ini, seandainya semua agama sama, seandainya semua orang masuk surga yang penting berbuat baik, tidaklah betul, alangkau lucu dan kacaunya dunia ini
    sungguh lucu sekaligus tragis
    berarti setiap satu orang di perbolehkan menciptakan satu tuhan atau beberapa tuhan bagi mereka sendiri dengan image tuhan menurut gambaran mereka sendiri, asal yakin bahwa itu tuhan, berarti setiap orang atau setiap kelompok punya peraturan/hukum nya sendiri tentang agamanya, dsn asal berbuat baik pasti masuk surga,, sungguh kacaunya dunia ini bila semua agama sama….,, harus ada satu yang benar!!!!! dan ini sudah menjadi ketentuan mutlak/ hukum alam,,,,,

  7. 8 Berita Oktober 12, 2012 pukul 8:29 am

    Isu ketimpangan pedapatan dan tindakan pemberontakan bersenjata berakar dari kesejahteraan yang tidak merata, dan keadilan hukum yang tidak ditegakkan. Ekstrimisme Kanan didorong ketidakpercayaan masyarakat atas sistem yang rapuh karena tindak korupsi.

  8. 9 anarif Desember 25, 2014 pukul 12:15 pm

    Semua Agama adalah benar mengajarkan manusia supaya berperikemanusian. Hanya sejumlah kecil umat manusia yang mengikutinya. Al Quran mengungkap fitrah manusia adalah agama yang lurus. ” Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama., fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah, agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya “(Surah Ar Ruum 30: 30).

  9. 10 anarif Desember 25, 2014 pukul 12:40 pm

    Semua Agama adalah benar mengajarkan manusia supaya berperikemanusian. Hanya sejumlah kecil umat manusia yang mengikutinya. Al Quran mengungkap fitrah manusia adalah agama yang lurus. ” Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama., fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah, agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya ” (Surah Ar Ruum 30 :30).


Tinggalkan Balasan ke Chabodo Batalkan balasan




Saran Saya

Kepala nyut-nyutan membaca blog ini? Mari santai sejenak sambil ngupi di kopimaya dot com

AKU

Bermakna

Tanggalan

Agustus 2007
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Jejak Langkahku

RSS Perjalanan Teman-Teman

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS Spiritualitas Para Teman

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.