Kali ini saya ingin membahas tentang sesuatu dari kitab suci umat Kristen. Saya hanya ingin menyampaikan apa yang saya pahami dari ayat-ayat tersebut. Itu saja.
Ayat diambil dari injil Yohannes.
Dimulai dengan :
1:1
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Dan klimaks pada :
1:14
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Jika mau membaca ayat lainnya di antara kedua ayat tersebut, atau setelahnya silahkan lihat di sini . Saya sengaja mengutip hanya dua ayat tersebut, disamping karena terlalu banyak aslinya sih karena malas, juga karena pendapat saya kedua ayat inilah yang menjadi intinya. Ayat yang lain sekedar menjelaskan lebih detail kondisi apa yang digambarkan oleh penulis kejadian tersebut. Oh iya, jangan lupa juga bahwa ayat-ayat ini sebenarnya adalah laporan apa yang dipahami dari kejadian tersebut oleh penulis injil Yohannes. Belum tentu juga begitu kejadian sebenarnya. Tapi tetap saja kita akan bisa mengambil suatu manfaat dari laporan tersebut.
Kedua ayat tersebut bagi saya pribadi adalah sebuah petunjuk dari Tuhan. Sebuah pemberitahuan yang gamblang. Memberitahu bahwa kita manusia yang dari daging ini ternyata tidak hanya daging. Di dalam diri ada sesuatu yang sangat berharga. Sesuatu itu adalah yang disebut dengan firman. Firman inilah yang bisa disebut sebagai keIlahian dalam diri manusia. Dan jika dibaca secara keseluruhan ayat-ayat tersebut. Maka Tuhan ternyata sangat baik, dengan memberikan contohnya langsung yakni pada sosok seorang Yesus. Itulah contoh sosok manusia ketika firman telah sepenuhnya mengontrol diri manusia. Dimana segala ucapan dan perbuatannya adalah representasi dari Tuhan itu sendiri.
Dan tentu saja saya punya pengalama pribadi tentang firman ini. Bukan sekedar hanya tulisan berdasarkan katanya dan katanya saja. Menurut pengalaman saya pribadi bahwa firman itu memang ada dalam diri setiap manusia, tidak kecuali. Firman yang terus bersuara, tanpa pernah berhenti. Tapi memang selama ini bahwa kita lebih sering tuli terhadapnya. Padahal firman itu bisa didengar dalam hening. Heningnya jiwa yang sebenar-benarnya hening. Kondisi hening yang bisa dicapai walaupun saat itu dunia tetap bergerak dalam keramaian. Secara jujur saya akui bahwa kita memang sangat sulit untuk hening, walau cuma sebentar. Sedetikpun sangat sulit karena pikiran kita selalu saja ikut bergemuruh bersama dunia ini.
Begitulah pemahaman saya mengenai ayat tentang firman ini. Nah, kalo pendapat anda sendiri mengenai ayat tersebut bagaimana?
Saya kemarin2 kebetulan juga ngbrol soal ini. Kalo menurutku sih biarpun bibit itu secara genetik baik, tapi wajar saja bibit setelah ditabur bisa mati dipatok ayam, bisa mati karena tidak disiram dan sebagainya.
kalau firman ada di dalam manusia,berarti kitab sucinya adlaah diri kita sendiri…………..
pertanyaan apakah setiap manusia mau mendengarkan firman yang ada di dalam dirinya…