Agama Bukan Untuk Orang Logis

Pernah disebutkan sebuah pembelaan ketika agama sedang dituduh tidak bisa memenuhi kaidah logika. Pembelaan itu menyatakan bahwa memang agama tidak bisa dipahami dengan logika. Atau pernah disebutkan juga pembelaan lainnya bahwa agama itu tidak dapat dilogikakan. Kedua pembelaan itu sama saja konsekuensinya.

Bahwa agama tidak bisa dipahami dengan logika. Maka konsekuensinya akan terasa pada orang-orang logis. Dimana ternyata agama bukan buat mereka -mereka yang berpikir logis. Jadi maaf saja, wahai manusia logis. Kalian tidak usah coba-coba anda memaksakan diri beragama. Percuma saja. Sekeras apapun anda berusaha untuk beragama, maka anda tidak akan pernah akan berhasil memahaminya.

Hem… apa memang begitu ya? Bukannya agama katanya buat semua umat manusia? Ya, semua umat manusia, tentu saja termasuk manusia yang logis.

73 Tanggapan to “Agama Bukan Untuk Orang Logis”


  1. 1 almascatie Maret 31, 2009 pukul 1:12 am

    kedua tanggapan itu tidak lebih dari salah satu bentuk keputus asaan.. mungkin kita ga bisa berpikir lebih jauh atau kita juga tidak bisa mengerti tentang apa yang disampaikan dalam sebuah agama… mungkin kita butuh sebuah pencerahan untuk otak-otak bebal kita sendiri…

    • 2 danalingga Maret 31, 2009 pukul 2:33 am

      Atau bisa jadi karena menggunakan diri kita sebagai ukuran. Jadi ketika kita tidak bisa melogikan, maka kita merasa orang lain juga tidak bisa melogikakan.

      • 3 kemal Juli 28, 2009 pukul 6:57 pm

        Tuhan juga tidak pernah Logis, karena menurut saya sesuatu yang logis selalu terbatas, dan menjadi objek dalam satu hukum kelogisan, yang akan berakibat ketidaksempurnaan….. so Tuhan tidak mungkin dan tidak akan pernah logis, justru orang2 yang akan tersesat yang mencoba melogiskan Tuhan dan menganggap dirinya mampu mengerti maksud dari Tuhan, apalah arti ilmu manusia dibandingkan Tuhan???, meski di beri masa 100x kehidupanpun kita tetaplah hamba.

  2. 4 sitijenang Maret 31, 2009 pukul 1:53 am

    kalo standarnya memang logika, celakalah mereka yg autis atau mengalami keterbelakangan mental. pastilah berakhir celaka, menderita di neraka. Tuhan menjadi sangat diskriminatif. apa iya? *lho kok ikut nanya*

  3. 7 Lumiere Maret 31, 2009 pukul 10:09 am

    Tuh kan, apa kubilang…
    agama itu memang mitos, bukan logos.
    πŸ˜‰

  4. 17 frozen Maret 31, 2009 pukul 9:30 pm

    Ojo nganthi gugon tuhon. Sing ngetan ngetana, sing ngidul ngidula, anggere urip wong kang prasojo πŸ˜†

  5. 18 zsheefa April 1, 2009 pukul 9:12 am

    bagaimana bisa agama tidak masuk logika??

    sering kali dlm Al-quran dipertanyakan tentang akal kita?

    apa kehebatan akal??

    terhadap anak yg autis atau gila sekalipun itulah tanda kuasanya Allah, diskriminatif itukan penilaianmu tapi coba lihatlah allah maha berkehendak atas segala sesuatu, terserah mahluknya menilai apa.

    Hidayah Allah turunkan kepada manusia jadinya akal
    Hidayah Allah turunkan kepada binatang jadinya Insting.

    • 19 sitijenang April 1, 2009 pukul 8:39 pm

      saya gak bermaksud bilang bahwa Tuhan itu diskriminatif, tapi mempertanyakan ukurannya. kalau agama untuk semua dan ukuran yg dipakai adalah logika, artinya mereka yg kurang bisa berlogika menjadi celaka. kalau dibalik juga sama saja. padahal Tuhan Maha Adil… gitu maksudnya.

  6. 20 Lumiere April 1, 2009 pukul 2:08 pm

    @ SJ
    senajan kanjeng, (niki perspektif kula seh πŸ™„ ) logika kalihan mitos nggadhah “wilayahe” piyambak2. wonten kolo-ne afalaa yatafakkaruuun, afalaa ya’qiluun, ulil albab, ulil abshar diangge. Tapi nggeh wonten kolo-ne gur sami’na wa ‘atha’na mawon, amargo kulo-njenengan niki manungso ingkang mboten nututi standart2 Kang Mo.

    *baca2 lagi*
    isih tho, wong2 kae ngomong boso jowo opo yo sing nduwe omah bakal ngerti. Dijawab nganggo boso Karo lak yo semaput awak ndhewe ki..

  7. 25 Nazieb April 1, 2009 pukul 3:50 pm

    Ah, itu kan kata “petinggi-petinggi” agama, biar para pengikut yang awam ituh ndak mikir yang macem-macem yang bisa membahayakan posisi dan fatwa-fatwanya..

  8. 27 zal April 2, 2009 pukul 12:43 am

    ::lha Dan, pelakonnya malah ketawa ketiwi, koq ya mau meributkannya… (eh tak kasih juga ya…fikiran seperti itu biar kamu ngeributinya.. πŸ™‚ ) …wang tak kasi fikiran begini manut, tak kasi fikiran begitu nunut…lha koq masih gak ngerasa kalo beragama…, manut gak manut mbok rasakno…dhewe..

  9. 28 illuminationis April 2, 2009 pukul 3:35 am

    agama kalo dilihat sebagai “serangkaian dogma”, memang ga bisa cocok pukul rata buat semua, tapi kalo mau pake pengertian agama = “sekumpulan praktek, sekumpulan ritual tertentu”, tanpa disuruh pun setiap orang punya “agama”nya sendiri. Dari yang standar sesuai tradisi tertentu, sampai yang buat rangkaian ritual sendiri. Manusia merasa hidupnya kering (sumur kaleee) tanpa mitos.

  10. 29 tomy April 2, 2009 pukul 9:59 am

    Kritik agama selalu berguna. Agama cuma merupakan kreasi manusia belaka, dan kemampuan kita untuk mengkritik agama membuktikan bahwa agama memang ciptaan manusia. Kalau agama bukan ciptaan manusia, maka apapun yg kita lakukan tidak akan bisa mengubah agama.
    Tetapi ternyata kita bisa merubah agama.
    Kita bisa membongkar agama lama dan menciptakan agama baru. Sejarah membuktikannya. Bahkan klaim agama yg “terakhir dan sempurna” membuktikan thesis bahwa agama itu diciptakan oleh manusia.
    Ada manusia yg meninggalkan agama lama dan menciptakan agama baru yg disebutnya “terakhir dan sempurna”. Ada yg ditinggalkan, dan ada yg diciptakan.

    So, semua agama itu memang ciptaan manusia. Feurbach benar.

  11. 30 zal April 2, 2009 pukul 12:46 pm

    Bung tomy, emang agama itu apa…, “ikutilah agama ibrahim yang lurus..” koq agama Ibrahim…koq bukan agama apa..gitu.., jadi agama itu appa..??

    • 31 tomy April 7, 2009 pukul 1:53 pm

      karena yang bilang keturunannya ibrahim :mrgreen:

      ibarat aksara Alif biar bisa bunyi ya harus difatah, dikasro, didlomah
      nah hidup biar menghidupi ya perlu agama sebagai budi pekerti luhur yang terimplementasi dalam kesusilaan, peraturan & kebudayaan

  12. 32 illuminationis April 2, 2009 pukul 2:40 pm

    @ tomy
    lha itu kan malah membumi. Dari rakyat, untuk rakyat πŸ˜‰

  13. 34 Islam Indie April 2, 2009 pukul 6:01 pm

    kadang sy pikir tuhan itu sendiri hanya mitos dari sesuatu yang tak terjangkau oleh kata-kata yang ada…
    gitu ga sih mas dana? πŸ˜‰

  14. 35 godamn April 3, 2009 pukul 1:28 am

    Jalani kehidupanmu sesuai keyakinanmu… dan itulah agamamu… dengan keyakinan itu kamu akan menata kehidupanmu pribadi dan lingkungan sekitarmu.. minimal anak-anakmu.

    Aturan hukum dalam agama (secara institusional) akan sama dengan aturan hukum negara.
    Sama dengan aturan “DILARANG MENYEBRANG DI SINI” hanya sekedar aturan. Orang bisa memandangnya sebagai cuma aturan buatan manusia, nurut cuma karena gaya hidup, ikut-ikutan, atau cuma takut dihukum, kesadaran untuk hidup tertib, kesadaran untuk supaya hidup dengan selamat, atau cuma kesadaran untuk tidak membahayakan diri.

    Apakah aturan itu untuk orang berfikir? ataukah untuk orang tidak berfikir? yang jelas suatu kenyataan, jika menyebrang di situ, resiko “neraka” tertabrak kendaraan lebih besar dibanding di zebra cross… orang autis tidak terkecuali.. untuk itulah.. sayangilah orang bodoh.. mereka susah untuk berfikir..

    Apakah agama itu buatan manusia? aku kira Tuhan juga gak keberatan jika disebut demikian. tidak merasa rugi sedikitpun, untuk itulah kemampuan berfikir diperlukan. Jika memang aturan bagus.. kita ikuti juga gak masalah rasanya.. toh sama bagusnya..
    kalo orang ngotot nyebut buatan Tuhan mah biarin aja.. dia juga “katanya” kok, gak ketemu sendiri.. tapi kalo dilarang incest karena peluang menghasilkan keturunan cacat jauh lebih besar secara genetika.. dibuat para nabi? gak tahulah… jangan percaya gitu aja… mikir sendiri ajalah.. jangan ikutan nabi, jangan ikutan Faurbach juga.. rugi.. untuk itu otak diciptakan…. kalo bisa dipake sih…

    Apakah Tuhan hanya mitos? bisa jadi.. trus kenapa ingin bertemu tuhan segala jika kesulitan dan tidak ada orang sanggup menolong.. urus aja diri sendiri.. gak perlu curhat, gak perlu mengeluh.. cari orang aja buat curhat, tuhan mah bego gak bisa ngomong… kalo punya temen sih.. kalo dianya mau lagih…
    Tapi kayaknya masih mending ada mitos bahwa ada yang mengatur alam dengan melihat fakta sistem semesta yang teratur, daripada percaya patung batu atau “Ka’bah” sekalipun bisa nyelametin kita… tapi gak tahulah…

    wah ngomong apa aku iki rek…
    mbuhlah… wong ngomong dhewe kok… sa’karepmu..

  15. 36 co-that April 3, 2009 pukul 10:29 am

    bagai mana kalau digabung?? logika dan hati/rasa??

  16. 39 daeng limpo April 4, 2009 pukul 12:02 pm

    Setahu saya logika Einstein lebih tajam, mengapa dia meilih beragama…?

    • 40 godless April 11, 2009 pukul 10:27 am

      konsep ketuhanan yg dianut Einstein gak sama dengan konsep ketuhanan yg dianut umat beragama (abrahamik) pada umumnya, seperti ucapan beliau:

      “It was, of course, a lie what you read about my religious convictions, a lie which is being systematically repeated. I do not believe in a personal God and I have never denied this but have expressed it clearly.

      “I believe in Spinoza’s God who reveals himself in the orderly harmony of what exists, not in a God who concerns himself with fates and actions of human beings.”

      jadi konsep ketuhanan yg beliau anut lebih logis, entah ini bisa disebut agnostik, deis atau apa… :s

  17. 41 Santri Gundhul April 5, 2009 pukul 1:19 am

    Kang DANA,

    KUL KUTHUK KADHAL KESIT,
    YEN GAK KESIT DUDU KADHAL.

    Dari awal mula yg namanya KUL itu yah KUTHUK ( jalanya pelan, merambat ), Lah si Kadhal itu KESIT (laju, cepat jalannya).
    Nah si KUL tadi jangan coba-coba ingin menyamai seperti si Kadhal…sebab nanti akan merugikan dirinya sendiri.

    AGAMA juga begonoh…AGOMO = AGEMAN = KLAMBI = BAJU.
    Yang masing2 bergantung pada CORAK, WARNA, MEREK, UKURAN setiap orang gak podho selerahe. Yang badannya besar jangan memaksakan diri memakai baju yg UKURANNYA kecil demikian sebaliknya, walau toh selera Warnanya sama. Jadi AGAMA dalam PENERAPANNYA tidak bisa atau tidak boleh DISERAGAMKAN…biarkan adanya dalam bentuk KEBERAGAMAN….sebab kalau DIPAKSAKAN SERAGAM akan merusak TATANAN KEHIDUPAN. Contoh sudah banyak terjadi…adanya pemaksaan KESERAGAMAN ” MEREK, LABEL AGAMA ” hanya akan membuat BABAK BELUR, BONYOK, BUNDHAS sampai-sampai TEWAS.

    AGAMA diadakan oleh MANUSIA sebagai wahana NOTO KAHANAN dalam suatu kelompok masyarakat agar manusia memiliki sikap, tindakan APIK lan BECIK ( Baik dan BIJAK )antar sesama makhluk.

    Halah…kok malah soyo ndondro

  18. 43 uhuik April 6, 2009 pukul 6:24 am

    jadi orang yang ngandalkan logika mestinya nyari agama yang paling logis…?
    Atau malah membuat agama LOGIKA.. πŸ™‚

  19. 44 kopi cina April 6, 2009 pukul 1:53 pm

    justru agama itu untuk orang yand logis, yang disana bisa didapat aturan2 yg masuk akal mengenai cara2 berhubungan antar manusia dan manusia dengan tuhan. nah, sampe ke ketuhanan (atau keimanan) inilah, baru logika perlu kerja amat keras.

  20. 45 tomy April 8, 2009 pukul 8:58 am

    Waktu itu waktu ceramah. Sang Guru berkata, β€œKehebatan seorang komponis diketahui lewat nada-nada musiknya, tetapi menganalisis nada-nada saja tidak akan mengungkapkan kehebatannya. Keagungan penyair termuat dalam kata-katanya, namun mempelajari kata-katanya tidak akan mengungkapkan inspirasi. Tuhan mewahyukan diri-Nya dalam ciptaan, tetapi dengan meneliti ciptaan secermat apa pun kamu tidak akan menemukan Allah; demikian juga bila kamu ingin menemukan jiwa melalui pemeriksaan cermat terhadap tubuhmu.”
    Pada waktu tanya jawab, seseorang bertanya, β€œKalau begitu, bagaimana kami akan menemukan Allah?”
    β€œDengan melihat ciptaan, tapi bukan dengan menganalisisnya.”
    β€œDan bagaimana seseorang harus melihat?”
    β€œSeorang petani keluar untuk melihat keindahan pada waktu matahari terbenam, tetapi yang ia saksikan hanyalah matahari, awan, langit, dan cakrawala – sampai ia memahami bahwa keindahan bukan ’sesuatu,’ melainkan cara khusus melihat.
    Kamu akan sia-sia mencari Allah sampai kamu memahami bahwa Allah tidak bisa dilihat sebagai sesuatu. Yang diperlukan ialah cara khusus untuk melihat – mirip seperti cara seorang anak kecil yang pandangannya tidak diganggu oleh pelbagai ajaran dan keyakinan yang telah dibentuk sebelumnya.”

  21. 47 zal April 8, 2009 pukul 9:03 am

    ::Mas Tomy jan joosshh..tenan… πŸ™‚

  22. 48 zsheefa April 13, 2009 pukul 4:42 pm

    bicara liat pasti terkait dengan WUJUD atau RUPA
    bicara Syahadat pasti terkait dengan hasil suatu Observasi atas apa saja yang terkait dengan allah

    wujud itu ada 2 macam :
    1. yg terapnya kepada mahluk yaitu wujud mumkin,
    2. yg terapnya kepada allah adalah wujud mutlak.

    Yang bersyahadat terhadap wujud mahluk adalah panca indra ”
    seumpama harumnya kue bolu, dapat dirasakan oleh indra penciuman, ketika indra tesebut menangkap aroma kue bolu maka indra tersebut meyakini dengan sesungguhnya akan adanya kue bolu jadi atas hal tersebut yg ” BERSYAHADAT ” atas aroma kue bolu itu adalah Indra penciuman kemudian ketika diucapakn oleh lisan maka itu namanya DILISANKAN.

    Lantas bagaimana terhadap WUJUD Allah bagaimana? yg bersyahadat siapa?Wujud apakah namanya???
    -salam-

  23. 49 Abdul Mei 26, 2009 pukul 11:22 pm

    Hal itu karena pembela agama tadi mungkin masih ‘Tanggung Ilmunya’. Justru agama diturunkan oleh Tuhan karena ia menciptakan Alam semesta ini dan hukum2nya dengan cara logis. Jika manusia dari bumi bisa melihat neraka atau melihat Tuhan, apakah masih perlu Agama? Jika manusia bisa dipastikan 100 % tidak akan ada yg berani berbuat dosa apakah agama masih diperlukan?

  24. 50 WONG KATRO Mei 28, 2009 pukul 9:35 pm

    emang bener, agama bukan untuk manusia modern yang berpikir logis! agama hanya untuk orang2 sepertiku yang katro, ndeso dan kampungan.

  25. 51 adi isa Juni 21, 2009 pukul 9:55 am

    ketidak logisan dimata manusia itu, justru disitulah kelogisan agama, jadi ketidaklogisan itu hanya dibatasi oleh indra yang kasih tuhan.sisanya semua logis.

  26. 52 Tegor Juli 15, 2009 pukul 3:24 pm

    Di alam ini.baik di alam nyata maupun alam lelembut alias gaib,Tuhan menciptakan dua jenis yang berlawanan kecuali ketiganya yang berfungsi perbandingan kelengkapan ciptaan.
    Yang namanya iman itu berlawanan dengan kafir.
    Baik juga berlawanan dengan buruk.
    untuk orang yang memang tidak beriman ini digambarkan bahwa diantara dirinya dengan Allah ada sebuah tabir yang tidak bisa ketemu dan tidak bisa melihat tanda-tanda adanya Allah.
    yaaa sorry sajalah biarlah keadaanya.paling -paling beberapa tahun lagi juga mati.
    Tapi kita kita orang beriman kan masih punya harapan akan kasih sayangNya..

  27. 53 lovepassword Juli 24, 2009 pukul 9:25 pm

    Hidup Logis… πŸ˜‰

  28. 54 IVAN Juli 25, 2009 pukul 8:58 pm

    Logikamu yang tak beruntung.secara logika,anak yang pandai lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.’kesempatan untuk kuliah gituloh.Kenyataannya logikamu tidak menghasilkan keberuntungan.mengingat kamu orang miskin yng tk mampu byr uang kuliah,di tambah ayahmu yang selingkuh dengan tetanggamu.dan anak orang kaya yng beruntung, dengan Otak yng pas-pasan.begitu mudahnya masuk kuliah tnpa prlu memikirkan biaya kuliah.
    Keberuntungan tidak dapat di logikakan.agama sangat logis,karena mengajarkan tentang adanya pencipta.sebagaimana anak hasil selingkuhan yng tak di inginkan,gara2 lupa memakai kondom.
    dan lupapun sangat tidak logis.Tapi hampir semua orang pernah mengalami.agama itu logis’ tapi banyak agama yng tidak logΓ¬s.

  29. 55 morishige Agustus 3, 2009 pukul 10:03 pm

    masalah agama memang susah untuk dijawab dengan logika. tapi menurut saya, semuanya kembali ke pemahaman seseorang tentang hakikat beragama. agama itu masalah kepercayaan, hati, dan loyalitas kalau menurut saya.

    saya pribadi, waktu mikirin soal jika-manusia-tidak-beragama, sampai merinding karena takut banget sama kehampaan. karena agama kebanyakan menjelaskan tentang kehidupan setelah mati, berbahagialah orang beragama karena gak merasa hampa.

    lalu bagaimana dengan loyalitas? sebelum menganut sebuah agama, orang disumpah dulu. kalau agama saya sih caranya dengan membaca kalimat syahadat di depan saksi. setelah memeluk sebuah agama, konsekuensinya seseorang harus loyal pada agama yang sudah “dipilihnya.”

    sekian dulu deh, bang dana.. saya kangen suasana debat macam dulu. sayang sekarang udah dingin. hehehe… :mrgreen:

  30. 56 atheis muda Agustus 4, 2009 pukul 1:51 pm

    Nuwun sewu, bagi saya agama hanya sebuat alat (yang boleh dipakai atau tidak, terserah). Yang paling penting SPIRITUALITAS. Itulah yang membuat saya berprinsip bahwa lebih suci tangan yang memberi kebaikan daripada mulut yang berdoa sampai berbusa-busa.

  31. 57 yoni@ning September 2, 2009 pukul 7:24 pm

    justru Agama itu lahir karena logika, hal ini terlihat dari asal muasal munculnya Agama yg satu dengan yg lain. Dari Agama yg pertama muncul kemudian diikuti oleh Agama berikutnya dstnya. Ibaratnya sebuah processor senantiasa berkembang pada eranya.
    Dan perkembangan ini atas dasar logika manusia/orang.

    Yang Abadi dan Kekal adalah Spiritual itu sendiri, karena dalam setiap perkembang intinya/tujuannya satu yaitu TUHAN.

  32. 58 Teguh Andoria November 11, 2009 pukul 1:35 pm

    menjelaskan nikmatnya keimanan kepada seorang ateis itu saya rasa sama sulitnya dengan menjelaskan bagaimana indahnya warna sunset di tepi pantai kepada orang yang buta warna.

  33. 59 agen bola November 12, 2009 pukul 3:48 am

    setiap manusia memiliki pengalaman spiritual masing2x yang sulit di jelaskan. bagi yang pernah mengalaminya pasti tau apa yang dikatakan πŸ™‚

    salam
    arenabetting

  34. 60 MALAIKAT DUNYA November 19, 2009 pukul 11:27 am

    AYO!
    YANG BERAGAMA BARIS SEBELAH KANAN SAYA !
    YANG TIDAK BERAGAMA SEBELAH KIRI SAYA !

    DAN mari jalan bersama, untuk
    HIRUP AKUR JEUNG DULUR SAKASAUR, DULUR SADAPUR, DULUR SASUMUR, DULUR SALEMBUR,
    KEUR HIRUP SALUYUAN, SATUJUAN, SAHALUAN !
    HIRUP HURIP GEMAH RIPAH REPEH RAPIH, HIRUP HURIP GEMAH RIPAH LOHJINAWI!

  35. 61 arjuna Maret 10, 2010 pukul 9:03 pm

    Kata siapa agama tidak logis….perspektif orang yang merasa logis yang sempit, dia hanya melihat realita dari segi rutinitas (mikro), tetapi agama cakupannya selain mikro juga makro….dan semua bisa dijabarkan, tidak seperti orang katanya mempunyai logika tetapi tidak bisa menjabarkan agama secara logis….

  36. 62 itok Juni 4, 2010 pukul 11:10 am

    Justru beragama itu untuk orang logis. Bagaimana menjelaskan sesuatu yg tak terlihat, untuk dijelaskan kepada kaum manusia.

    Tapi kalau ber-Tuhan, itu untuk manusia yg tidak logis. Krn Tuhan itu tidak punya wujud, dan warna.
    Dan Tuhan itu melampaui pikiran, jadi untuk menemui Tuhan, lupakan kelogisan-kelogisan kita (apakah termasuk agama ?)

  37. 64 blhukuthuk Juli 9, 2010 pukul 10:39 pm

    Orang yang menganggap agama sesuatu yang tidak logis adalah orang orang melupakan pertanyaan sederhana dari mana semua yang yang ada disekitar kita berasal…

    • 65 jolma katawai April 28, 2011 pukul 5:20 pm

      menurut saya agama itu adalah sesuatu yang logis,
      kukira keliru jika agama bukan untuk orang yang berpikir logika, dan agama yang paling mendekati ukuran logika manusia adalah agama islam yang di ajarkan muhammad rosullolloh.

  38. 66 Just a Health Blog Agustus 17, 2011 pukul 11:54 am

    Agama juga butuh pendekatan logika,
    Kalo mereka2 yg tidak mau beragama gara-gara ‘ke-logikaannya’ mereka, berarti logika dan hawa nafsu mereka aja yang cm mau membenarkan pendapat mereka.

  39. 67 budi September 26, 2011 pukul 12:28 pm

    menurut saya si semua umat manusia boleh menganutu agama dan menurut saya islam tidak perah mengajarkan untuk melarang2 orang untuk beragama…malah mengajak bukan melarang….mana tau orang yang berfikiran logika itu bisa berubah disuatu saat..karna manusia tidak berhenti belajar

  40. 68 agen888.com November 7, 2011 pukul 6:16 pm

    trims.. mudah2xan posting ini bisa membantu anda dan sekaligus mempromosikan agen888.com ke teman2x sebetting.. di net.

  41. 69 M.JAMIL MANURUNG Desember 10, 2011 pukul 11:32 am

    Pendapat saya : AGAMA ITU LOGIKA, KALAU TIDAK LOGIKA BERARTI YANG BELUM BERAGAMA BELUM MENDAPATKAN SENDIRI PENGALAMANNYA, HANYA MEYAKINI CERITA ORANG. CONTOHNYA : KALAU TEMAN ANDA MELIHAT JIN, SEDANGKAN ANDA TIDAK. PENJELASANAN TEMAN ANDA TENTU LOGIKA DAN DIA TIDAK BERBOHONG. SEDANGKAN ANDA YANG TIDAK MENGALAMI TENTU SULIT MEYAKINNYA. DEMIKIANLAH KEBODOHAN PARA ORIENTALIS YANG TIDAK MEYAKINI KISAH ISRA’ DAN MI’RAJ. RASULULLAH MENGALAMI HAL TERSEBUT DENGAN KESADARAN DAN ITU DAPAT TERJADI KEPADANYA YANG JUGA MANUSIA BIASA SEPERTI KITA ( HANYA SAJA KETUNDUKAN NAFSUNYA YANG BERBEDA DENGAN KITA ). NAH KALAU PARA ORIENTALIS YANG MENGIKUTI HAWA DARI NAFSUNYA APA MUNGKIN BISA MI’RAJ. RASULULLAH SANGAT MENGINGINKAH BAHWA UMMATNYA MENGIKUTINYA TERMASUK JUGA DENGAN PERSOALAN ISRA’ DAN MI’RAJ. HANYA SAJA SAAT INI UMMAT ISLAM SUDAH KEHILANGAN KEYAKINAN DAPAT MI’RAJ JUGA YA MUNGKIN TELAH TERLALU LAMA MELUPAKAN DIRINYA. SIAPA DIRINYA SEBENARNYA DAN DIMANA ALLAH YANG WAJIB DIYAKINI TERSEBUT SAAT INI BERADA ????

  42. 70 dechapandaluthu@yahoo.com Juli 16, 2012 pukul 4:11 am

    yang jelas saya percaya ALLAH SWT.
    nabi dan Al-quran Nya..
    dan saya rasa ini situs yang tidak cocok untuk agama islam..

  43. 72 Jum (@jum_m) Oktober 28, 2012 pukul 2:08 am

    mungkin yang dimaksud dengan “orang logis” adalah orang yang pemikiran logikanya masih inside the box, masih berkutat dengan hukum2 alam. pada tahap pemikiran out side the box keduanya pemikiran orang logis akan sejalan dengan agama. logika adalah ilmu untuk mencari kemungkinan.

  44. 73 mouvlhy Januari 1, 2013 pukul 10:20 pm

    Agama memang bukan logistic


Tinggalkan Balasan ke budi Batalkan balasan




Saran Saya

Kepala nyut-nyutan membaca blog ini? Mari santai sejenak sambil ngupi di kopimaya dot com

AKU

Bermakna

Tanggalan

Maret 2009
S S R K J S M
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
3031  

Jejak Langkahku

RSS Perjalanan Teman-Teman

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS Spiritualitas Para Teman

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.