Pada saatnya nanti. Jauh dimasa depan maka esensi ajaranku akan dilupakan. Yang ada hanya ritual kering yang masih terus dipelihara. Bahkan ritual-ritual itu pada akhirnya menciptakan tuhan-tuhan baru. Tuhan-tuhan yang menjadi harapan bagi mereka-mereka yang terjebak dalam ilusi. Esensi telah dirampas seluruhnya oleh ilusi yang diciptakan oleh ruang dan waktu dari masaku.
Warisan Sang Nabi
Published Mei 21, 2009 Perjalanan Spiritual 73 CommentsTag:Kontemplasi, nabi, Renungan, spiritual
Perjalanan Yang Masih Terus Berlanjut
Published April 19, 2009 Perjalanan Renungan , Perjalanan Spiritual 33 CommentsTag:curhat, hidup, Kontemplasi, perjalanan, spiritualitas
Tentu para pembaca blog sebuah perjalanan ini sudah menyadari. Menyadari bahwa beberapa bulan ini tulisan di sini berkurang drastis dibandingkan yang sudah-sudah. Yah, semua itu disebabkan hal di dalam diri, bukan karena kesibukan atau hal di luar diri lainnya. Terasa beberapa bulan ini ada perubahan dalam memandang laku agama sekitar, yang selama ini sebagai bahan tulisan. Semua berawal dari spiritualitas yang semakin menurun. Kesadaran yang semakin diambil alih oleh ego.
Makanya Allah menciptakan cinta, biar yang beda-beda bisa nyatu.
Kata sebuah nabi satu ketika.
Akupun mengamininya sepenuh hati.
Politikus Beragama
Published April 5, 2009 Perjalanan Kebangsaan 27 CommentsTag:agama, bangsa, caleg, pemilu, pencarian, politikus
Kawan aku beritahukan kepadamu bahwa politikus yang mengaku beragama itu banyak. Politikus yang benar-benar beragama masih aku cari sampai saat ini. Sudah lama, masih belum aku temukan. Tapi aku tidak akan putus asa. Akan kucari terus politikus yang benar-benar beragama bukan yang hanya kelihatannya beragama.
Agama Bukan Untuk Orang Logis
Published Maret 30, 2009 Perjalanan Renungan 73 CommentsTag:agama, Kontemplasi, logika, logis, Manusia, Renungan
Pernah disebutkan sebuah pembelaan ketika agama sedang dituduh tidak bisa memenuhi kaidah logika. Pembelaan itu menyatakan bahwa memang agama tidak bisa dipahami dengan logika. Atau pernah disebutkan juga pembelaan lainnya bahwa agama itu tidak dapat dilogikakan. Kedua pembelaan itu sama saja konsekuensinya.
Muslim
Published Maret 26, 2009 Perjalanan Renungan 29 CommentsTag:canda, dialog, Kontemplasi, muslim, Renungan
“Kamu itu muslim bukan?”
“Tergantung defenisi muslim itu apa.”
“Hem… maksudnya? “
“Begini, jika defenisi muslim adalah berlabel Islam di KTP jelas aku bukan muslim.
“Lantas, emang ada defenisi lainnya?
“Tentu ada defenisi lainnya. Defenisi yang menyatakan bahwa muslim itu adalah orang yang telah berserah diri kepada Allah.”
“Lantas bagaimana jika menurut defenisi ini, apa kamu muslim?”
“Ehem… begini … jika memakai defenisi ini maka aku belum muslim. ” *nyengir kuda*
“Wa..ladalah… muter-muter ternyata Cuma mau bilang bahwa kamu bukan muslim saja. ” *melet*
“Kekekekekeke…. “
Manusia Melihat
Published Maret 21, 2009 Perjalanan Renungan 28 CommentsTag:FPI, hidup, JIL, Manusia, melihat, Renungan
Manusia memang seringnya melihat apa yang ingin dia lihat. Dia telah menetapkan batasan-batasan terlebih dahulu dalam pikirannnya, lalu melihat suatu kejadian dalam bingkai batasan-batasan tersebut. Bahkan jika kejadian yang dilihat tidak pas dalam bingkai tersebut, maka bukan bingkainya yang dilepas, melainkan kenyataan yang disesuaikan dalam bingkai tersebut.
Kondom, HIV, Seks Bebas, dan Agama
Published Februari 28, 2009 Perjalanan Renungan 72 CommentsTag:agama, AIDS, HIV, Kondom, Kontemplasi, opini, Renungan, Seks
Sudah jamak dewasa ini salah satu cara mencegah penularan virus HIV adalah menggunakan kondom jika berhubungan seks. Terutama bagi mereka para pekerja seks. Atau pencandu seks bebas. Dan jamak juga orang-orang yang merasa beragama itu selalu protes. Bahwa pengkampanyean pemakai kondom itu sama saja menganjurkan seks bebas. Seks bebas yang sangat dilarang oleh agama, dengan dihukum sebagai jinah. Sebuah dosa yang katanya sangat dilaknat Tuhan sang maha pengasih. Saking dilaknatnya, maka legal membunuh para penjina itu.
Al Quran Menurut Al Quran
Published Februari 20, 2009 Perjalanan Renungan 26 CommentsTag:Al Quran, AQ, ayat, Islam, Kontemplasi, Renungan
[18:109] Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (AL KAHFI ayat 109)
[31:27] Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah . Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (LUQMAN ayat 27)
[29:49] Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu . Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. (AL’ANKABUUT ayat 49)
Perempuan Berkalung Sorban
Published Februari 15, 2009 Perjalanan Dongeng 35 CommentsTag:agama, film, Islam, keidupan, kontra, kritik, opini, perempuan berkalung sorban, pesantren, pro
Belakangan ini, sempat ramai diperdebatkan tentang film Perempuan Berkalung SorbanĀ besutan sutradara Hanung Bramantyo . Yang membuat heboh hingga ke media massa, sejauh pengamatan saya, adalah akibat Imam Besar Istiqlal yang juga Wakil Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) sangat kontra dengan film ini . Maka sungguh menarik untuk dibahas jika sudah melibatkan petinggi salah satu agama. Lebih menjual seru untuk membahasnya.
Adapun Alasan kontranya adalah bahwa film ini menjelek-jelekkan ajaran Islam. Bahwa film ini tidak sesuai dengan kenyataan. Bahwa yang membuat film tersebut tidak mengerti Islam. Begitulah kira-kira yang aku tangkap dari alasan pak Ali Mustafa Yaqub tersebut saat diperdebatkan dengan Hanung di salah satu televisi swasta. Juga seperti itulah kira-kira intinya jika dilihat pada artikel detik yang saya link sebelumnya.
Komentar pada Perjalananku