Sukabumi, Suatu Masa

Di suatu masa. Saat senja sedang menyapa Sukabumi. Dalam binar merah sisa cahaya sang mentari. Jenar sedang bercengkrama dengan laptop di teras kamar 13, hotel Taman Sari. Berusaha menuliskan laporan hasil kerja hari itu, di temani secangkir kopi panas. Udara dingin nan segar menjernihkan pikiran, berusaha memacu semangat untuk menyelesaikan laporan secepatnya. Lantas pergi menikmati malam di Sukabumi, malam yang indah dan sedikit nakal. Seperti malam-malam yang biasanya dia lewati ketika bertugas di luar kota.

Tiba-tiba terdengar berisiknya suara deru motor menghampiri, membuyarkan konsentrasi Jenar. Deru motor mang Ujang, satpam hotel ternyata. Jenarpun mengalihkan perhatiannya dari laptop kepada motor yang baru datang itu. Dia melihat ada dua manusia yang baru datang menunggang motor yang berisik itu. Salah satunya tentu mang Ujang. Dan yang satunya lagi, oh mata Jenar sampai tak berkedip melihat seorang mahluk cantik. Dengan dandanan yang manis dan wajah memancarkan keayuan yang klasik. Khas tanah pasundan. Tercerabut sejenak Jenar dari kenyataan. Memandang terpesona mahluk cantik yang begitu anggun melangkah menuju kamar sebelah. Tentu saja tidak lupa diantar oleh mang Ujang. Sosok yang saat itu tidak Jenar sadari keberadaanya, tertelan pesona kecantikan ciptaan Tuhan atas nama wanita.

Tampak mereka berdua menuju sorang bapak berkumis dan berseragam. Yang menunggu, berdiri di depan pintu kamar no 14. Diam sambil matanya memancarkam aroma ketidak sabaran. Nanar penuh rasa penasaran. Maka kemudian, tidak lama setelahnya, tampaklah pemandangan seorang bapak berseragam melihat dengan teliti pada perempuan cantik yang tadi sempat merenggut kesadaran Jenar. Lagaknya seperti berusaha menaksir harga yang pantas untuk barang yang hendak di beli di swalayan. Ah! Kesadaran pahit menyeruak ke batin Jenar,

“hem… mang Ujang kan merangkap sebagai germo.Tentu si wanita adalah antaran mang Ujang untuk memuaskan nafsu brengsek lelaki itu.” desis Jenar dalam hati sembari mengutuk kebrengsekan Bapak berseragam itu.

Yah, sebenarnya sih biasa saja. Toh Jenar juga pernah menikmati jasa wanita binaan mang Ujang. Tapi ketika Jenar memperhatikan seragam si bapak, yang ternyata seragam PNS dari salah satu departemen pemerintahan. Membuatnya tercenung sejenak,

” ah… apakah si bapak sudah sedemikian tidak pedulinya akan kebanggan dari seragam itu. Hingga dengan memakai seragamnya , menikmati busuknya buaian pelacuran.? Bahkan, tanpa malu sedikitpun, menerima wanita itu di depan kamar, tempat terbuka. Ataukah memang hal ini sudah biasa di sini? “

Segala pikir Jenar buyar, ketika mang Ujang menyapa,

” Gimana Pak Jenar, mau saya panggilkan Agnes? ”

Jenar menatap wajah mang Ujang, sambil melirik ke sebelah melihat bapak berseragama merangkul bahu si gadis melewati pintu kamar. Tampak sudah tidak sabar untuk menikmati kenikmatan seharga 400 ribu itu. Membuat Jenar melayang ke masa yang belum terlalu lama lewat, terkenang akan kehangatan seorang gadis cantik 18 tahun yang lembut. Seorang Agnes yang belum terlalu lama ini memang menjadi langganannya untuk mengatasi sepi dan dingin kala bertugas di sukabumi yang dingin.

“Tidak Jang. Saya masih harus menyelesaikan pekerjaan saya. ” Tolak Jenar pada akhirnya.

Jenar melihat sekilas rona kecewa di wajah mang Ujang. Tapi Jenar pura-pura tak peduli, dan menenggelamkan perhatian kembali kepada laptop di depannya. Padahal saat itu pikiran Jenar sedang melayang, mengutuk dirinya yang ternyata sebusuk bapak berseragam itu. Lantas apa haknya menghakimi sedangkan dia bukan orang suci, malah tidak kalah busuknya dengan si Bapak.

34 Tanggapan to “Sukabumi, Suatu Masa”


  1. 1 Rindu April 5, 2008 pukul 1:02 am

    Pertamax dulu … naek panggung mas Dana, mumpung masih sepi πŸ™‚

  2. 2 Rindu April 5, 2008 pukul 1:03 am

    Iya, jenar diingatkan bahwa bukan haknya untuk menghakimi… karena jangan-jangan dia sama dengan yang dia hakimi.

  3. 3 Rindu April 5, 2008 pukul 1:04 am

    Hettixxxx …. *genit mode ON*

  4. 4 Sawali Tuhusetya April 5, 2008 pukul 5:03 am

    Wah, kali ini Jenar seperti kalimat iklan: “Masakj jeruk makan jeruk, sih!” hehehehehe πŸ˜† wah, kasus prostitusi kayaknya selalu marak di setiap zaman dan peradaban, mas dana. Itulah repotnya manusia. ketika perbuatan orang lain itu bener2 tak terpuji dan kita melihatnya dengan mata telanjang, kita juga sering disadarkan bahwa bisa jadi perilaku kita belum tentu lebih terhormat dan bermartabat dibandingkan dengan orang yang hendak kita hakimi. Pertanyaannya sekarang, masa dana, *iseng naya nih* kalau semua orang diam, karena kita sama2 pernah berbuat konyol, lantas apakah mesti membiarkan perbuatan macam begitu terus berlangsung, mas? Mas dana punya caranya, kan?

  5. 5 danalingga April 5, 2008 pukul 9:15 am

    @Rindu

    Iya, dan Jenar diingatkan untuk bercermin, agar dapat memperbaiki diri sendiri. πŸ˜‰

    @Sawali Tuhusetya

    Gimana kalo peneguran itu diserahkan pada orang “suci” aja pak? πŸ˜†

    Mungkin cara terbaik adalah mulai dari diri sendiri dulu pak, baru ke orang sekitar. Lah, kalo diri sendiri aja tidak mampu memberesi, gimana mau memberesi orang lain. Iya toh. :mrgreen:

  6. 6 calonorangtenarsedunia April 5, 2008 pukul 12:15 pm

    Berarti saya boleh negur, saya ga suka perempuan. πŸ˜†

    Kamu tau kombinasi terbaik buat naikin trepik? PNS+Mesum

    Jadi pegawai pemerintahan juga manusia yang banyakan bisa mesum, Dan.

  7. 7 syahbal April 5, 2008 pukul 2:33 pm

    Assalamualaikum…

    jenar kembali…
    wah busuk sama busuk…
    busuk menegur busuk…gag pantes…tegur dirinya dulu…
    baik menegur busuk…boleh lah…tapi siapakah yang baik??? siapa yang mengatakan dirinya baik…
    wah-wah bingung sayah…

  8. 8 erander April 5, 2008 pukul 3:39 pm

    Pak Dana .. numpang tanya, Rp.400 ribu itu all in atau mesti nambah lagi ya, minimal buat mang Ujang??

    *satire mode : OFF*
    *menyelidiki kebiasaan pak Dana*

  9. 9 Nazieb April 5, 2008 pukul 5:38 pm

    Yah, sebagai orang yang ndak suci, kita kan hanya bisa SILENT & LISTEN..

  10. 10 daeng fattah April 5, 2008 pukul 8:10 pm

    400 ribu tuh termasuk murah bgt. Gile untung tuh mang jenar πŸ™‚

  11. 11 danalingga April 5, 2008 pukul 8:52 pm

    @calonorangtenarsedunia

    Yah, silahkan tegur han. Sweeping juga boleh. πŸ˜›

    Dan makasih atas sumbangan kata kunci buat mas trepik itu. πŸ˜†

    @syahbal

    Walaikum salam Wr. Wb.

    Yang baik? Tentu orang yang tidak busuk. :mrgreen:

    @erander

    Walah, nanyanya malah nanyain beginian. *garuk garuk kepala*

    @Nazieb

    Gimana kalo mempersuci diri sendiri dulu? πŸ˜€

    @daeng fattah

    Emang pasarannya segitu kan? Apa dah naik?

  12. 12 stey April 5, 2008 pukul 10:03 pm

    Kita emang suka lupa diri kalo melihat kesalahan orang lain,memaki seenaknya tanpa berkaca kalo kita itu ya nggak sesuci itu kan?

  13. 13 syahbal April 5, 2008 pukul 10:57 pm

    nah itu dy..
    yg baik itu yg tidak busuk..
    sedangkan..
    1 baik bilang yg baik laennya busuk..
    yg busuk bilang yg baik sama busuknya..
    terus sapa yg negor?
    busuk semua..
    hah pusing..
    beli ditempat lain aja..
    *ngeloyor ke fruitscorner sebelah*

  14. 14 zal April 6, 2008 pukul 12:02 am

    ::yo…yo..yo…menari bersama mengitari matahari…. πŸ˜†

  15. 15 G April 6, 2008 pukul 11:33 am

    Mahal amet Dan… πŸ˜†

  16. 16 DensS cessario April 7, 2008 pukul 8:51 am

    Aku kopi dolo ke notepad, trus dijadikan non bold, wakakak, susah neh baca bold πŸ˜†

  17. 17 itikkecil April 7, 2008 pukul 3:14 pm

    di salah satu lokalisasi, sering kejadian pin pns tertinggal di sana.

  18. 18 Santri Gundhul April 7, 2008 pukul 3:39 pm

    Heran…..
    Kok Kang Dana tahu yah HARGA PASARANNYA 400.000.
    Hiks…SIAPAKAH sang JENAR sesungguhnya…???

    Nggelesod….muter otak….ah..jangan-jangan si Jenar adalah…
    ( menyimak lagi tulisan….penuh CURIGA ).

    Kabuuuuuuuuuuuuuuuurrrr…cari tambahan UTANGAN ah….

  19. 19 Hoek Soegirang April 7, 2008 pukul 7:31 pm

    “Lantas apa haknya menghakimi sedangkan dia bukan orang suci, malah tidak kalah busuknya dengan si Bapak.”
    hmmm…untuk menghakimi, memang bukan hak si jenar. tafi menurudh saia sendiri, itu hak hati nuraninya si jenar. hohohoho…….

  20. 20 joyo April 7, 2008 pukul 10:57 pm

    Dan, minta no telpnya mang ujang dong πŸ˜€

  21. 21 danalingga April 8, 2008 pukul 6:04 am

    @stey

    Nah, itu dia stey. Sebenarnya wajar sih memaki kesalahan orang lain, asal diiringi memaki kesalahan diri sendiri juga. πŸ˜‰

    @syahbal

    *ikutan beli di tempat lain*

    @zal

    Matahari yang mana nih zal?

    @G

    Mang dijogja berapaan gun?

    @DensS cessario

    Bold kan lebih gede.

    @itikkecil

    Yah, PNS juga manusia sih bukan malaikat.

    @Santri Gundhul

    Wa.. lhadalah! Jenar yang ngasih tahu mbah. Kalo saya sih nggak tahu apa-apa. *pasang muka lugu*

    @Hoek Soegirang

    Sepertinya hati nurani yang tidak mengijinkan menghakimi si bapak, sebelum menghakimi diri sendiri. πŸ˜‰

    @joyo

    Inget anak istri yo. πŸ˜›

  22. 22 esensi April 8, 2008 pukul 12:37 pm

    Antara paradoks dan ambiguitas menyatu-padu dalam tulisan Anda yang satu ini, Mas. Dan kita sebetulnya tak perlu berkomentar lagi, toh itu adalah realitas klise–yang terjadi suatu masa. πŸ™‚

    Salam,.

  23. 23 danalingga April 8, 2008 pukul 8:27 pm

    Komen juga nggak apa apa kok. Kali aja bisa jadi ide cerita selanjutnya. πŸ˜€

  24. 24 ekazamov10 April 12, 2008 pukul 5:34 pm

    Na dulu kamu kan yg bikin interkoneksi ama Telkom di Sukabumi yach,nginep di hotel itu juga kan ??

    *jangan-jangan….mode:on*

  25. 25 danalingga April 12, 2008 pukul 9:08 pm

    Walah… *garuk garuk kepala*

  26. 26 abahdedhot April 13, 2008 pukul 10:24 am

    @mas dana
    wah… ternyata mang ujang, ngga CS euy…
    sama temen abah πŸ˜† mintanya 600 rebu, belum termasuk biaya akomodasi, transportasi, asuransi, jaminan kesehatan, konsumsi, tax & services…
    wah dasar mang ujang… :mrgreen:
    kapan mas kita ke sukabumi lagi…???

    “diharamkan -surga- atas diri yang “merasa” lebih mulya dari seekor anjing”
    nah loo…

    salam

  27. 27 danalingga April 14, 2008 pukul 6:24 am

    Wedeh, itu jualan apa bah? Lengkap gitu? πŸ˜†

  28. 28 Muhamadfirman Oktober 8, 2009 pukul 2:47 pm

    Bukan kah negara ini akan makmur kalau didalamnya terdapat wanita-2 soleha…….kalau banyak jablay dan pejabatnya….begitu….tunggulah ajab ALLAH amat pedih…..Habis enak sih…..pesan dah…….

  29. 29 H.Kusnandar Maret 12, 2010 pukul 9:58 pm

    Sukabumi memang kabupaten transit,dimana mana bersebaran pelacur kakap hingga kelas teri.PNS atau pejabat kakap sangat senang menghabiskan malam di hotel hotel atau motel ditemani “Selimut” dosa alias zinah.Pamor ratusan tahun tentang bejatnya Sukabumi telah merambah keseluruh manca Asia tenggara bahkan eropa.KEMUNAFIKAN di jawa barat terkenal hebat.Bahkan seorang wanita berjilbabpun hanya “topeng” belaka,sebenarnya menjanjikan servis maksiat dan dosa dibalik kedok berpura pura wanita soleha.
    Memakai susuk,guna guna,hal lazim di sukabumi.Agar menarik pelanggan maupun menjatuhkan lawan.Rata rata hampir 95% isi hotel dan motel di sukabumi dipakai untuk kegiatan maksiat,baik penduduk asli sukabumi maupun pendatang.Bagi mereka melepas hajat kebutuhan biologis dengan pelacur adalah hal lumrah.Bagaimana sukabumi mau moralnya baik? Jelas jelas PNS atau pejabatnya saja doyan maksiat zinah.Wallahuallam pesantren atau kyai kyai pun tidak Ada arti,karena sang anak anak kyai dan cucu cucu kyai pun ikut masuk di hotel tersebut.Moral bangsaku….biadab!

  30. 30 Antimunafik Maret 16, 2010 pukul 7:07 am

    Huahahahaha…..itulah negara Indonesia,dari kota besar,daerah sampai ke kabupatennya,tidak lepas dari pelacuran dan seks skandal.
    Macam mana negara tak bisa maju, mayoritasnya munafik.Anjing diharamkan tapi pelacur di halal-kan..”habis ENAK sih” kata pejabat setempat.

    Sangat mudah membeli perawan sukabumi,cukup dengan uang melimpah mereka dijamin pasti bertekuk lutut dengan kita.
    Sukabumi,Tasikmalaya,Cianjur,Karawang,Puncak,Bandung dedengkotnya,garut,dll……..TEMPAT para laki laki bejat melampiaskan nafsu bejat mereka,mulai dari PNS,swasta, pelajar, mahasiswa , pendatang ,mereka paling seneng ke jawa barat.
    Gadis-wanitanya montok-montok dan bahenol alias barang bekas murahan,itu body melar-melar-sudah tak perawan dari muda. Tapi dijamin pakar servis akang akang.

    Mau main pelacur tapi “halal” silahkan akang-akang..disediakan kyai spesial untuk menikahkan alias nikah siri dulu..terus selesai “menikmati” hubungan ranjang tinggal di talak alias cerai,instan.

    HIDUP INDONESIA….
    SEMUA KEBIADABAN ADA!!

  31. 31 Eko Desember 22, 2012 pukul 8:31 pm

    Jenar tersadar,seharusnya rasa kecemburuanya terhadap pelacur itu di ikuti dengan tobat,kasihan wanita yang melayani nafsu bejat hanya untuk uang,alangkah indahnya jenar bersedekah pada pelacur sebagai ganti rasa bersalahnya,toh pelacur juga manusia butuh di ayomi

  32. 32 mouvlhy Januari 1, 2013 pukul 10:31 pm

    Celah ketololan saya terlalu menganga untuk dilewatkan

  33. 33 Konveksi Mojokerto Februari 7, 2018 pukul 7:26 am

    Excellent web site you have got here.. It’s hard to find good quality writing like yours these days.
    I honestly appreciate people like you! Take care!!

  34. 34 https://caulacbomonchengladbach.blogspot.com Januari 5, 2019 pukul 9:07 pm

    I’ve read some good stuff here. Certainly worth
    bookmarking for revisiting. I wonder how a lot attempt you
    set to create any such magnificent informative web site.


Tinggalkan Balasan ke danalingga Batalkan balasan




Saran Saya

Kepala nyut-nyutan membaca blog ini? Mari santai sejenak sambil ngupi di kopimaya dot com

AKU

Bermakna

Tanggalan

April 2008
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
282930  

Jejak Langkahku

RSS Perjalanan Teman-Teman

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS Spiritualitas Para Teman

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.